Sumedang merupakan salah satu kota yang terletak di provinsi Jawa Barat. Kota yang dikenal dengan kelezatan tahu nya ini memiliki banyak sekali destinasi wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan. Salah satu nya yaitu Tugu Lingga, Tugu Lingga berada di area Alun-Alun Sumedang.
Alun-alun pada masa lalu adalah lapangan yang ditumbuhi rumput dan pohon beringin, tetapi alun-alun di Kota Sumedang adalah bidang persegi panjang dengan pohon-pohon besar, kursi, dan tanah kosong. Beberapa bangunan penting yang mengelilinginya antara lain Kompleks Pendopo Kabupaten Sumedang di selatan, Masjid Agung Sumedang di barat, penjara di timur dan gedung DPRD di utara. Pada Tugu Lingga terdapat empat prasasti yang masing-masing berisi prasasti yang salah satunya berbunyi:
“Atas nama Tuhan, kita semua sama selama kita bertekad. Dipandu oleh yang paling sempurna, kita akan bahagia, tenang dan damai untuk semua. Monumen Lingga dibangun oleh Pangeran Stichting di bawah perlindungan Gubernur Jenderal D. Fock. Dalam Piagam Manufaktur Phallus, Aturan Biaya dapat dibaca sebagai berikut (sesuai dengan isi Piagam yang diterjemahkan):
Monumen ini ditahbiskan pada hari Selasa tanggal 25 April 1922 untuk mengenang Pangeran Alia Soelia Atmaja yang menjabat sebagai Bupati Sumedang pada tanggal 31 Januari 1883. 5 Mei 1919. Ridder van de orde van den Nederlandschen leeuw, Offidier van de orde van oranje Nassau, Song of the Yellow Umbrella, dianugerahi Venus (Gouden Ster van treuw on ferdienste).
Lahir di Sumedang pada 11 Januari 1851, meninggal di Mekkah pada 1 Juni 1921. Sebagai tanda dedikasinya terhadap pekerjaannya dan penghargaan atas prestasinya sebagai manusia. Ini adalah bangunan permanen di Sumedang. Dasar bangunan ini berbentuk bujur sangkar, dengan rangkaian tangga dan pagar di kedua sisinya. Bangunan utama berbentuk kubus sedikit melengkung, memiliki puncak di setiap sudutnya.
Pada bagian ini terdapat pintu yang digunakan untuk memasukkan barang, seperti pada zaman dahulu tugu ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang-barang peninggalan bupati sebelumnya. Namun, kini semua barang yang sebelumnya tersimpan di monumen ini telah dipindahkan ke Museum Phrabu Gusan Ulun. Di bagian atas monumen ini terdapat bangunan setengah lingkaran menyerupai kubah masjid. Menurut beberapa sumber, kubah ini ternyata menjadi tempat pengambilan barang dari monumen lingga, karena kubah ini sebenarnya memiliki kunci yang bisa dibuka. Tugu Lingga merupakan salah satu bangunan unik pada masa itu, karena para penguasa pada masa itu sering mendirikan tugu dan prasasti untuk memperingati sesuatu. Dengan keunikan dan sejarahnya, tak heran jika monumen ini dijadikan sebagai simbol resmi Bupati Sumedang.
Sebuah peninggalan sejarah masa lalu dan simbol kebanggaan bagi masyarakat Sumedang, Tugu Lingga selalu dijaga oleh kita semua, khususnya masyarakat Sumedang. Tolong jangan tinggalkan atau hancurkan monumen ini seperti monumen lainnya. Setiap monumen dapat berfungsi sebagai pengingat sejarah masa lalu yang dapat dipelajari darinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H