"Masyarakat yang tidak bisa" atau "Pemerintah yang tidak sanggup", saat ini diantara kedua kalimat tersebut yang akan menggambarkan keadaan Negara Indonesia di tengah wabah yang mematikan ini. Dalam tulisan ini saya berusaha untuk mengandalkan objektivitas saya untuk menggambarkan keadaan di negeri kita untuk saat ini. Semakin hari jumlah pasien positif Covid-19 semakin meningkat, data data yang ada saat ini tidak menunjukkan perkembangan yang baik untuk penanganan wabah ini. Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi ? Apakah masyarakat yang tidak bisa untuk menahan diri agar terputusnya rantai penyebaran Covid-19 atau pemerintah yang kewalahan untuk mengatasi wabah ini ? Saya rasa tidak bisa mengatakan ini karena masyarakat yang tidak bisa ataupun pemerintah yang tidak sanggup. Kedua pernyataan tersebut menunjukkan hubungan sebab akibat. Pemerintah yang tidak sanggup baik dari penyaluran bantuan yang tidak merata dan sikap pemerintah yang beberapa dinilai tidak tegas membuat masyarakat tidak bisa mengikuti anjuran pemerintah untuk dirumah saja. Atau malah sebaliknya, masyarakat yang tidak bersikap koperatif membuat pemerintah kewalahan untuk menyelesaikan wabah ini
Masyarakat yang tidak bisa
Disaat virus Corona melanda negara kita pada awal Maret 2020, beberapa masyarakat ada yang merasa takut,panik, atau merasa biasa saja. Mereka yang biasa saja mungkin terpengaruh pernyataan Menkes Terawan yang mengatakan bahwa "Orang Indonesia Kebal Corona". Masyarakat yang merasa panik ataupun takut memilih untuk menghentikan kegiatan mereka dengan berada dirumah saja. Mereka segera menyetok bahan-bahan pokok dirumah dan cemilan agar mereka betah dirumah. Namun hal ini berlaku bagi mereka yang kemampuan finansial yang baik. Bagaimana dengan masyarakat yang kemampuan finansialnya biasa saja ataupun kurang baik? Tidak sedikit diantara mereka memilih untuk bekerja untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Mereka lebih takut kelaparan dibanding rasa takut terkena virus Corona. Disaat seperti ini penurunan daya beli masyrakat turun, mereka harus lebih berhemat agar dapat bertahan hidup di tengah cobaan ini. Jatuh miskin, bisa saja ini terjadi pada mereka yang kemampuan finansialnya biasa saja dikarenakan pemerintah saat ini hanya fokus untuk memberikan bantuan bagi masyarakat miskin. Apakah pemerintah tidak sadar bahwa perekonomian kita ditonggak oleh masyarakat menengah, mereka yang menggerakkan konsumsi nasional. Ketika mereka jatuh miskin maka perekonomian negara kita semakin buruk. Oleh karena itu, mereka tetap untuk bekerja diluar bagi yang pekerja harian agar tetap memiliki penghasilan. Namun, berbeda dengan yang terjadi di kota saya, yaitu Medan. Di beberapa titik di kota Medan seakan-akan tidak terjadi apa-apa, masih sangat mudah untuk menemui keramaian disini. Tidak memandang status ekonomi mereka. Anjuran untuk physical distancing juga masih banyak yang tidak melakukannya. Beberapa warung kopi, tempat nongkrong, warung makan, masih saja ada yang memperbolehkan makan di tempat. Kata yang tepat untuk menggambarkan mereka yang tidak bisa berdiam diri dirumah untuk memutus rantai penyebaran covid-19 adalah bebal, terkecuali para pekerja harian lepas seperti tukang becak, ojek online, dan lain-lain. Saya mengerti bahwa tidak sedikit dari masyarakat di kota saya terdampak dari pandemi ini, tapi tidak salah juga untuk saat ini masyarakat mengikuti anjuran social distancing agar wabah ini cepat berakhir, selama pemerintah membuat kebijakan yang tepat untuk penanganan covid-19. Masyrakat juga sadar diri, yang mereka butuhkan hanya bantuan pokok agar mereka tetap bisa makan. Mengenai cicilan yang ditunda yang dijanjikan oleh Presiden RI juga masih berbelit-belit yang membuat masyarkat semakin bingung. Pada dasarnya, selama kebijakan dan penyaluran yang dibuat pemerintah tepat serta para birokrat yang benar-benar mau bekerja  untuk rakyat maka pandemi ini akan cepat selesai.
Pemerintah yang tidak sanggup
Jumlah pasien Covid-19 yang terus meningkat seakan menggambarkan ketidaksanggupan pemerintah untuk menekan angka pertumbuhan ini. Namun saya tidak mau menyudutkan pemerintah karena upaya mereka untuk saat ini sudah cukup keras namun belum membuahkan hasil yang begitu baik. Menurut saya, ada beberapa hal yang membuat pemerintah terlihat kurang baik dalam penanganan wabah ini, yakni bantuan yang pemerintah berikan tidak tepat sasaran. Presiden RI harus memberikan sanksi tegas terhadap orang-orang yang dibawahnya seperti camat,lurah, kepala lingkungan dan orang lain yang membantu penyaluran bantuan ini agar tidak pilih kasih ataupun memanfaatkan keuntungan dari bantuan ini. Di daerah saya kepala lingkungan memprioritaskan bantuan ini bagi kerabat-kerabatnya, setelah itu baru mereka memberikan kepada masyarakat di lingkungannya, itupun masih saja tidak tepat sasaran, masih ada masyarakat yang tergolong mampu menerima bantuan tersebut. Kemudian untuk sebelumnya pemerintah juga tidak bisa mengontrol distribusi masker dan APD(Alat Pelindung Diri), banyak kelompok tertentu yang memanfaatkan momentum ini untuk menimbun barang langka ini. Padahal masker merupakan barang yang tergolong penting untuk pencegahan penularan virus Corona. Di benak saya muncul sebuah dugaan, mungkin setelah wabah ini berakhir akan banyak pegawai administrasi negara yang akan menjadi tersangka kasus KKN dikarenakan anggaran yang dikeluarkan pemerintah yang ghoib ataupun tidak terealisasi yang uangnya bisa saja masuk kantong mereka, tetapi ini hanya sebuah dugaan saya, harapan saya ini tidak boleh terjadi. Pemerintah juga harus memperbaiki regulasi yang dianggap bermasalah untuk penanganan wabah ini. Pemerintah juga harus bisa mengontrol media dan buzzer-buzzer yang tidak bertanggung jawab dengan membuat berita-berita yang memperkeruh suasana. Karena untuk saat ini masyarakat sangat mudah termakan oleh hoax-hoax yang ditulis semenarik mungkin yang bisa berdampak buruk bagi masyarakat maupun pemerintah. Oleh karena itu saat ini pemerintah harus sangat hati-hati dalam membuat kebijakan, agar tidak seperti Menteri Perhubungan kita yakni Luhut Binsar Panjaitan. Beliau membuat Permenhub yang substansi pasalnya bertentangan dan dinilai tidak selaras dengan Permenkes dan Pergub DKI dalam rangka pencegahan penularan virus covid-19.
Kapan wabah ini berakhir ?
Tidak ada yang bisa memastikan kapan wabah ini akan berakhir, bahkan prediksi-prediksi dari para ahli pun bisa terpatahkan selama masyarakat dan pemerintah tidak bisa saling bekerjasama. Langkah pemerintah yakni mengimpor dua jenis obat virus Corona yang dipakai saat ini menunggu vaksin yang kemungkinan dapat diselesaikan tahun depan sudah tepat. Pemerintah kedepannya juga harus memberikan sanksi tegas kepada masyarakat yang tidak mengikuti anjuran social distancing, bisa berupa pidana ataupun denda agar memberikan efek jera. Pemerintah juga membatasi mobilitas masyarakat yang tidak menggunakan masker, seperti tidak memperbolehkan memakai fasilitas umum jika tidak menggunakan masker. Karena virus ini ditularkan dari bersin atau air liur si pengidap penyakit. Dalam penyaluran bantuan juga pemerintah dapat memakai tenaga mahasiswa dalam penyaluran bantuan agar tepat sasaran. Mengapa saya mengatakan demikian ? Mahasiswa adalah kelompok terpelajar dan mereka digerakkan oleh moral dan penyambung lidah rakyat, sedikitpun tidak ada didalam benak seorang mahasiswa untuk menyalahgunakan anggaran pemerintah. Bukan berarti saya mengatakan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja dengan baik dan jujur, tetapi kerjasama saat ini merupakan langkah yang tepat. Mahasiswa hadir sebagai eksekutor untuk membagikan bantuan yang diberikan pemerintah dan pemerintah sebagai sumber data yang valid dan sumber anggaran bantuan untuk masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H