Pada bulan Juni 2023 ini direncanakan Timnas akan melakoni dua pertandingan Internasional FIFA Matchday, yakni pada Rabu, 14 Juni 2023 melawan Palestina dan pada Senin, 19 Juni 2023 melawan Argentina. Sejauh ini prestasi Timnas Garuda belum cukup memuaskan, baik di wilayah regional Asean, apalagi di tingkat Asia maupun dunia. Beruntung saja baru-baru ini Timnas U-22 berhasil menggondol medali emas SEA Games 2023 Kamboja.
Harapan untuk meningkatkan kualitas tim nasional, muncullah Program Naturalisasi pemain keturunan yang belakangan ini gencar dilakukan oleh sepak bola Indonesia. Salah satu pemain keturunan Spanyol-Indonesia berhasil dinaturalisasi yaitu Jordi Amat. Selain Jordi Amat, ada beberapa pemain keturunan yang lain yang sudah sermi menjadai WNI, di anataranya Marc Klok, Elkan Baggott, Sandy Walsh, Shayne Pattynama, Ivar Jenner, Rafael Struik dan beberapa pemain asing yang sudah dinaturalisasi.
Yang menjadi pertanyaan; apakah dengan banyaknya naturalisasi pemain sepak bola dengan sendirinya dapat menjamin prestasi tim nasional Indonesia? Jika kita mundur ke belakang, sejatinya sejak tahun 2010 Indonesia sudah memulai melakukan naturalisasi pemain asing, namun hasil yang ditunjukkan tidak serta merta dapat mengangkat prestasi sepak bola tim nasional. Sebutlah di antaranya Cristian Gonzales, Greg Nwokolo, Stefano Lilipaly, Â Illija Spasojevic, Diego Michiels, Beto Goncalves.
Menurut  saya program naturalisasi tidak dapat menjamin peningkatan prestasi sepak bola tim nasional Indonesia, apalagi hal tersebut merupakan saran dan permintaan pelatih yang  dalam hal ini pelatih Shin Tae-young. Sebaiknya program naturalisasi ini harus ditinjau ulang dan dihentikan. Sebab program ini hanya bermanfaat dalam jangka pendek, beberapa waktu saja. Seiring dengan berjalannya waktu, para pemain yang dinaturalisasi tersebut lambat laun kemampuan fisiknya akan menurun seiring dengan bertambahnya usia sehingga tidak akan mungkin selalu bisa diandalkan.
Untuk tahun-tahun berikutnya, dalam jangka panjang; apakah Indonesia akan selalu bergantung pada pemain naturalisasi? Tentu tidak. Sebab prestasi sepak bola suatu negara harus dibangun dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Dibangun dalam kompetisi yang sehat dan berkesinambungan. Para pemain bebakat dicari dari seluruh pelosok tanah air melalui kompetisi antar sekolah misalnya. Jalur pencarian bakat para pemain muda harus lebih dibuka dan diutamakan dari pada program naturalisasi pemain sepak bola.
Hal lain juga yang perlu diperhatikan adalah perekrutan pemain asing di klub-klub liga 1, liga 2, dan liga 3 harus diperketat sehingga para pemain lokal lebih banyak memiliki kesempatan bermain dalam kompetisi yang sedang berjalan. PSSI dan klub harus lebih mengutamakan para pemain lokal demi peningkatan prestasi tim nasional Indonesia. Kepentingan nasional haruslah yang utama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H