Mohon tunggu...
Samuel Benedickson
Samuel Benedickson Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Suka membaca, olahraga, bermain catur

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Anomali Ketahanan Pangan Indonesia

20 Februari 2023   12:23 Diperbarui: 20 Februari 2023   12:26 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Negara kita Indonesia dikenal sebagai Negara agraris, di mana sebagian besar penduduknya bekerja pada bidang pertanian. Indonesia merupakan Negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang sangat luas, subur, beraneka ragam hayati dan melimpah. Keberadaan petani menjadi penting bagi Negara untuk turut serta berkontribusi dalam meningkatakan kesejahteraan masyarakyat.

Namun demikian sering terjadi anomali di bidang pangan di Indonesia, di mana Indonesia harus mengimpor berbagai jenis bahan pangan; seperti beras, jagung, kentang, bawang merah, bawang putih, kedelai dan bahan pangan lainnya. Dengan demikian masih layakkah Indonesia disebut sebagai negara agraris?

Adalah suatu keanehan, sebuah negara agraris harus melakukan impor beras dan bahan pangan lainnya. Sering kali pemerintah berdalih untuk menstabilkan harga dan menjaga stok beras nasional. Apakah pemerintah tidak mampu menghitung kebutuhan beras dalam negeri dan berapa banyak yang diproduksi oleh petani. Pertanyaan selanjutnya, apakah negara sebesar Indonesia tidak mampu menyajikan data yang akurat mengenai stok beras nasional? Apabila hasil produksi pertanian tidak mencukupi kebutuhan beras nasional, seharusnya pemerintah memperluas lahan pertanian untuk dapat mencukupi kebutuhan beras nasional.

Sebenarnya masalah pangan dalam negeri sudah berlangsung sejak lama. Namun hingga kini pemerintah belum mempunyai perhatian yang besar terhadap sistem pertanian di Indonesia, terutama pada komoditas lokal. Pertanian khususnya yang menyangkut ketahanan pangan masih bertumpu pada level menengah kecil, dimana para petani ini masih berjalan sendiri sehinnga sektor ini tidak dijadikan sebagai ruang ekonomi.

Padahal jika dilihat dari potensi Indonesia di bidang pertanian, baik sumber daya alamnya maupun sumber daya manusianya, seharusnya Indonesia bukan negeara pengimpor bahan pangan, malahan sebaaliknya Indonesia harus menjadi negara yang dapat menambah devisa negara sebagai negara pengekspor bahan pangan. Hal ini akan dapat dicapai apabila adanya perbaikan sistem pertanian di Idonesia dan sinergitas antara petani kecil menegaha dengan pemerintah. Pemerintah harus ada tekad untuk swasembada pangan. Selanjutnya produksi pertanian ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat bersaing dengan produk-produk luar negeri di pasar internasional. Pemerintah harus punya keberanian untuk stop impor bahan pangan, tingkatkan produksi dalam negeri. Yang terpenting adalah politkal will pemerintah untuk swasembada pangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun