Mohon tunggu...
Samuel Henry
Samuel Henry Mohon Tunggu... Startup Mentor -

JDV Startup Mentor, Business Coach & Public Speaker, IT Business Owner, Game Development Lecturer, Hardcore Gamer .........

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pelajaran yang Diambil dari Kemenangan Trump

9 November 2016   16:28 Diperbarui: 9 November 2016   19:09 1709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sulit menerima secara akal sebenarnya ketika mengetahui kalau Trump menang dari Hillary Clinton. Dengan penampilannya yang selama ini menjadi pusat perhatian karena omongannya yang relatif blak-blakan tapi cenderung ke pembawaan konyol, ternyata mampu menarik perhatian masyarakat AS. Banyak pihak yang tertawa dengan pencalonan dirinya. Tapi sejalan dengan waktu, ternyata fakta di lapangan berkata lain. Dan pada saat-saat kampanye terakhir, bisa kita saksikan kalau pemilu kali ini adalah pemilu yang paling ramai dan seru yang pernah diikuti oleh rakyat Amerika sekaligus dunia. 

Bagaimana tidak, pemilu kali ini sangat membagi pilihan rakyat AS menjadi dua bagian yang saling ribut dan rebut pengaruh. Tentu anda juga bisa merasakan pengaruhnya sampai di timeline media sosial milik anda bukan? Bagaimana perang pernyataan dan pencitraan dari kedua tokoh tersebut didukung oleh berbagai pendukungnya masing-masing. Sekilas banyak yang lebih menjagokan Hillary daripada Trump karena Trump dianggap kontroversial, tidak berpengalaman dan rasis. 

Dia juga dianggap mengidap Islamphobia serta berkeinginan untuk membatasi jumlah imigran di Amerika. Sebuah pencitraan yang selama ini tidak pernah mengambim simpati dari publik. Tapi fakta sekarang berkata lain. Trump berhasil memenangkan pemilihan Presiden AS. Bahkan pada beberapa daerah yang notabene selama ini milik dari partai pendukung Hillary malah kebobolan dan lebih mendukung Trump. Sebuah kenyataan yang pahit dan berbalik dari ramalan dan analisis banyak pengamat atau pakar politik AS.

Bagaimana bisa dan apa yang kira-kira bisa kita ambil hikmahnya dari kejadian ini? Terutama untuk negara kita?

Paling gampang kita mengambil kesimpulan kalau masyarakat AS saat ini sedang mengalami konflik internal politik karena sampai hati memilih orang yang tidak berpengalaman dan cenderung unik seperti Trump. Terlepas dari retorika dan kemampuan bisnisnya yang menurut pengakuannya sangat mumpuni, Trump memang berhasil secara pencitraan mengubah persepsi publik AS menjadi mendukung pernyataannya yang kontroversial. Tentu ada sebabnya. Kita hanya bisa menduga karena selama ini AS sering menjadi bulan-bulanan geopolitik global karena dianggap selalu berusaha menjadi polisi dunia tapi sering kalut untuk urusan dalam negerinya sendiri.

Unik & Out of The Box
Hubungannya dengan politik dalam negeri sendiri bagaimana? Bukankah selama ini kita melihat Obama berhasil memberikan citra yang baik? Ternyata tidak cukup bagi rakyat AS yang ng membutuhkan lebih banyak daripada keberhasilan politik luar negeri yang lumayan berhasil dibuat oleh Obama. Keadaan ekonomi global yang kurang memuaskan rakyat AS diduga menjadi penyebab mengapa Trump bisa menang. Kemenangannya ini bisa ditebak dari berhasilnya dia mencuri kantong-kantong suara yang selama ini dipegang oleh tim Hillary. Ternyata ditengarai bahwa retorika yang dibawakan Trump betul-betul berhasil menyentak sebagian rakyat AS yang kadung sudah kecewa melihat tidak banyaknya perbaikan ekonomi.

Terpecahnya publik AS mulai nampak ketika Trump berhasil membangun kelompok pendukungnya yang semakin lama semakin besar dan fenomena ini perlahan menular ke berbagai negara bagian. Ada efek viral dari pernyataannya yang kontroversial dan penuh retorik. Di satu sisi banyak orang yang tidak suka dan menentangnya, tapi di sisi lain semakin banyak orang yang berpikir kalau apa yang dikatakannya itu menarik dan unik karena bergaya "out of the box".

Kalaupun bisa didebat, tapi saya kira anda pasti setuju kalau Trump merupakan pribadi yang menarik sekaligus kontroversial. Bagi pemilih senior, banyak pernyataan Trump yang mampu membuat mereka mengkhayal menjadi pemegang supremasi lagi. Setidaknya impian kejayaan di masa lalu selalu dijual oleh Trump untuk itu. 

Ternyata berhasil karena melihat banyaknya negara bagian yang ternyata terbukti akhirnya memilih dia dibanding memilih Hillary. Menurut beberapa sumber media di AS, pergeseran ini terutama di daerah pekerja. Sebagai pengetahuan tambahan, kelas pekerja merupakan kelas yang paling kena dampak ekonomi di Amerika dan banyak dari mereka yang menuduh pemerintahan Obama lebih mengurusi globalisasi dibanding masalah dalam negeri. Dan Hillary dianggap sama dengan Obama, leboh piawai untuk panggung dunia tapi tidak memihak kaum pekerja.

Kita bisa saja menganggap Amerika adalah negara maju dan rakyatnya sudah cukup dewasa dalam berdemokrasi. Ya, walau pemilu kali ini sangat seru dan berhasil memecah pilihan publik sampai sedemikian ekstrimnya di Amerika dan dunia, tapi kita tidak melihat adanya gelombang perpecahan yang sampai menganggu jalannya pemerintahan di AS. Itulah ciri kedewasaan demokrasi mereka.

Walau kita melihat banyaknya seruan politik diberbagai ruang publik, anda pasti pernah melihat iklan meledek Trump saya kira, tapi kita tidak melihat sampai terjadi kekacauan publik. Semuanya masih dalam ruang politik yang aman. Padahal ucapan Trump bukan hanya terkesan konyol dan bodoh, tapi juga kontroversial karena sampai bersifat rasis dan sudah jelas menyinggung masalah SARA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun