Mohon tunggu...
Syam
Syam Mohon Tunggu... Penulis - Syamsulhadi

Sublimasi hidup

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Fatimah Merneesi Pengkritik Hadis-Hadis Misogini

9 April 2022   06:26 Diperbarui: 9 April 2022   06:29 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: tafsirquran.id

Narasi tentang kesetaraan hingga saat ini masih menarik untuk dibicarakan. Terutama tentang kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki. Menggemanya suara tentang kesetaraan gender tentunya dilatar belakangi oleh realitas kehidupan yang menciptakan gape antara peran perempuan dan laki-laki. Gape tersebut memiliki banyak faktor, baik itu sosial, budaya, agama maupun politik.

Adapun gape tersebut membuat perempuan tersubordinasi atau bahkan tertindas. Adanya ketimpangan gender itu, mengilhami pemikir perempuan membuat gagasan-gagasan tentang kesetaraan gender, dan membuat gerakan secara progresif untuk menciptakan tatanan sosial yang ideal, egalier dan demokratis. Berbicara mengenai pemikir perempuan, salah satu tokoh yang menarik perhatian penulis adalah Fatimah Merneesi.

Fatimah Merneesi adalah tokoh feminisme Islam yang sangat progresif dalam menyuarakan hak-hak perempuan. Fatimah Merneesi lahir di Maroko pada tahun 1940. Ia merupakan alumnus dari pendidikan khusus permpuan yang dimiliki pemerintah Prancis pada tahun 1957, kemudian ia mempelajari ilmu politik di Sorboone dan menuntaskan program doktornya di Brandeis University.

Pandangan feminis Merneesi lahir dari kegelisahannya, karena pada tiga fase perkembangan hidupnya yakni kanak-kanak, remaja dan dewasa transformasi pendidikan disekitarnya cenderung tekstual dan diskriminatif terhadap perempuan. Beriringan dengan fase tersebut, awalnya ia bersifat emosional dalam kegelisahannya. Seiring meningkatnya pendidikan  Mine Set Fatimah Merneesi, kemudian berkembang menjadi pendekatan akademis dan ilmiah.

Analisis Epistimologis Merneesi tentang penyebab ketidakadilan gender

Dalam karya tulis Daisy Hilse Dwyer yang berjudul " Women, Sufism, and Decision Making in Moroccan Islam in Women in the Muslim World," ada tiga persoalan yang menyebabkan ketidakadilan gender, sehingga perempuan tertindas. 

Pertama, perempuan menjadi penanggung jawab utama dengan tegaknya Islam di Rumah atau bisa disebut dengan domestifikasi peran perempuan. Hal itu memuarakan pendidikan perempuan sebatas bekal untuk pembinaan keluarga.

Kedua, dominasi laki-laki terhadap penafsiran teks-teks keagamaan yang mengakibatkan teks keagamaan tersebut menjadi diskriminatif terhadap perempuan. Pandangan Merneesi terhadap tafsir kitab suci al-Qur'an maupun Hadis yang etnosentris melahirkan dogma yang melegitimasi kesuperioran laki-laki terhadap perempuan. Adanya hal tersebut mengakibatkan ketimpangan gender antara perempuan dan laki-laki.

Ketiga, legitimasi teologi yang diciptakan laki-laki, sehingga laki-laki mempunyai ruang yang lebih besar untuk memegang otoritasnya. Sehingga perempuan lebih terpinggirkan terutama dalam hal otoritas politik. Pandangan Marnisi mengacu fenomena politik yang ada di Maroko pada tahun 1977, saat pemilihan wakil rakyat Maroko. Pada saat itu delapan calon perempuan tidak memperoleh suara yang signifikan dari 6,5 juta pemilih. Kuatnya pandanagan teologi patrialkal menyebabkan keengganan memilih perempuan dipentas politik.

Pandangan Kritis Mernisi terhadap Hadis-Hadis Misogini

Banyak sekali hadis-hadis yang cenderung memarginalkan perempuan yang merangsang Fatimah Merneesi meninjau ulang Hadis tersebut dengan kritis. Dapat dijumpai juga hadis-hadis yang cenderung menempatkan perempuan sebagai sumber utama yang menyebabkan dosa. Tentu hal tersebut mendapat bantahan yang keras dari Fatimah Merneesi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun