Mohon tunggu...
Samuel Eksha Yanes
Samuel Eksha Yanes Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa pre-klinik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang ingin memulai dalam hal penulisan yang bisa memberikan dampak bagi orang lain melalui tulisan yang saya hasilkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Berpacaran yang Berlebihan dan Dampaknya terhadap Stunting

22 November 2024   10:32 Diperbarui: 22 November 2024   10:34 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era modern saat ini, hubungan pacaran sering kali dianggap sebagai bagian dari kehidupan sosial bahkan dianggap normal di kalangan remaja dan dewasa dalam mencari eksistensinya kepada orang lain. Namun, dalam konteks perkembangan di masa depan, pacaran yang berlebihan, seperti berpegangan tangan, berpelukan, ciuman sampai melakukan hubungan seksual hingga berujung pada kehamilan yang tidak direncanakan atau masalah emosional berat yang tidak bisa diselesaikan dengan baik, dapat membawa dampak negatif terhadap keberlanjutan keteurunan, yaitu kesehatan anak nantinya, salah satu dampak jika tidak mempersiapkan dengan baik dalam melanjutkan keturunan adalah stunting.

Apa itu stunting?

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan oleh undernutrisi atau kekurangan gizi kronik dalam jangka panjang, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Stunting dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak, yang berdampak pada kualitas hidup mereka di masa depan. Stunting menjadi fokus utama pemerintah saat ini, dikarenakan angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 21,6% berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, walaupun terjadi penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 24,4% tahun 2021, namun masih perlu upaya besar untuk mencapai target penurunan di tahun 2024 sebesar 14%. Dari tersebut dapat melihat pentingnya dalam pentingnya pemenuhan gizi kepada ibu hamil dan kesiapan yang optimal sebelum melakukan hubungan seksual untuk melanjutka keturunan.

Mengapa pacaran yang berlebihan berdampak terhadap stunting?

Banyak aspek terkait hubungan pacaran yang berlebihan bisa berkontribusi pada masalah stunting, baik secara langsung maupun tidak langsung. Berikut adalah beberapa faktor yang bisa memicu hal tersebut.

  • Kurangnya Edukasi dan Dukungan Kesehatan
  • Pengetahuan yang kurang mengenai kesehatan reproduksi dan pentingnya perencanaan keluarga menjadi faktor yang utama remaja melakukan hubungan seksual. Selain itu, ketidaktahuan tentang pentingnya perawatan prenatal dan kebutuhan gizi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko stunting.
  • Kehamilan yang Tidak Direncanakan
  • Kehamilan yang terjadi di luar perencanaan sering kali membawa banyak tantangan, baik fisik maupun emosional. Pacaran berlebihan, bisa mengarah dalam hubungan seksual tanpa persiapan yang matang. Kehamilan pada usia mua, terutama di bawah 20 tahun, dapat meningkatkan risiko stunting karena ibu muda mungki belum mempersiapkan dengan baik dari segi fisik maupun emosional yang berpengaruh buruk pada perkembangan janin dan kesehatan anak.
  • Keterbatasan Ekonomi dan Strees Emosional
  • Pacaran yang berlebihan dan berujung pada kehamilan yang tidak direncanakan sering kali berisiko pada ketidakstabilan ekonomi pasangan muda. Keterbatasan ekonomi ini dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk memberikan gizi yang cukup bagi diri mereka sendiri maupun anak yang sedang dikandung. Hal tersebut juga bisa menyebabkan stress emosional yang berat, jika terjadi konflik ekomoni yang tidak bisa terselesaikan atau salah satu pihak merasa tertekan. Stres yang berlarut-larut mempengaruhi kesehatan ibu yang berujung pada kondisi gizi yang buruk dan berisiko stunting pada bayi.

Mengatasi Masalah Stunting Terkait Pacaran yang Berlebihan

            Untuk mencegah dampak buruk pacarana yang berlebihan terhadap stunting, kita bisa mengoptimalkan edukasi seksual dan keseharan reproduksi, peningkatan akses ke layanan kesehatan, dukungan psikososial dan emosional, dan pemberdayaan ekonomi. Langkah-langkah tersebut perlu didukung oleh berbagai pihak, mulai dari diri sendiri, lingkungan sekitar dan pemerintah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun