Dikisahkan oleh :
Gee
Panggil aku Gee.
Aku menaburkan bunga, merapikan tanah bekas hujan yang berserakan di samping kuburan mamaku. Aku mendekat dan mengatakan pada mamaku dengan tetesan air mata, mama, maafkan Gee yang tidak dapat menghantar mama. Bahkan melihat terakhir kalinya hanya dari video mas Eko.
Mama, baik baikkah mama disana?. Maafkan kelakuan Gee selama mama hidup. Gee banyak membuat sedih mama. Gee berjanji tidak akan mengulangi lagi. Gee sudah sadar dan akan kembali ke kehidupan yang baik, seperti yang mama selalu inginkan, selalu bisikkan pada Gee semasa Gee kecil hingga remaja.
Air mataku semakin deras, saat teringat mama memeluk aku dirumah sakit. Kakiku patah karena aku ikut Trek motor malam Minggu. Aku bersama Anton, Santo, Brahma, memacu kencang dua motor di jalanan tengah malam, naasnya di depan ada patroli polisi yang datang, sehingga semua jadi tidak terkendali. Aku di bonceng Brahma, saat melaju kencang, sepotong bambu lepas di tengah motor Brahma, sehingga Brahma terpental, aku masih bersama motor terbang melayang mengenai trotoar dan kakiku jadi korban terparah dari tubuhku.
   Mama masuk kamar VIP ku dengan berderai air mata. Aku minta maaf, aku berjanji tidak mengulangi lagi.
Mama tidak banyak kata, hanya memeluk dan menangisi aku, Gee anak perempuan satu satunya. Anak kesayangan mama dan kebanggaan papa. Karena selain semua orang bilang parasku lumayan, aku juga selalu memegang ranking satu di sekolah dari SD hingga SMA.
Papa telah berpulang mendahului mama dalam usia yang masih muda 48 tahun.
Aku saat dirumah sakit berjanji hingga lebih dari 5 kali pada mama.
Memang janjiku tidak trek motor lagi aku tepati. Setelah pulih, aku terlibat penggunaan psikotropika.
Aku masuk sel semalam. Saat mama menjenguk aku. Mama nangis di depan banyak polisi. Mama hanya memeluk aku dan aku kembali berjanji tidak akan mengecewakan mama. Saat itu aku masih kelas sebelas. Dan harus pindah sekolah. Karena nilaiku bagus, papa tidak kesulitan memasukan aku ke sekolah favorit yang lain lagi walau dengan dana yang sangat besar.
Pengorbanan orang tuaku demi aku anaknya, sangat luar biasa.
Aku menangis semakin keras di makam mama.
 Aku kuliah tidak selesai. Saat semester empat, aku berkelahi dengan Flora teman seangkatanku, untuk memperebutkan Venus, seniorku yang ganteng dan berbadan bagus serta brilian di pelajaran. Tapi semua itu sudah berakhir. Aku dan venus hanya sempat menjalin hubungan 6 bulan lalu kami berpisah. Apa masalahnya aku tidak ingat, yang jelas pasti ulahku.
Mama, aku sekarang menyesal atas kelakuanku masa lalu. Aku teriakkan agak keras. Agar aku sendiri sadar dan berubah menuju yang baik.
Mama dulu sempat menanyakan, apa masalahku sehingga aku berbuat yang tidak tidak. Kasih sayang baik, keuangan baik, fasilitas semua tercukupi. Otak aku selalu dapat pujian atas nilai nilaiku yang tinggi. Wajah dan badan semua baik baik. Saat itu aku jawab ke mana bahwa aku sendiri tidak tahu. Aku hanya menikmati sensasi nya saja. Mungkin masih jiwa muda.
Saat mama sakit hingga meninggal, aku posisinya di Kanada bersama Evan pacarku. Saat itu mas Eko terlambat memberi tahukan padaku, sehingga aku pun tidak dapat pulang ke Indonesia tepat waktu.