Kini aku tinggal di rumah besar ini sendirian. Dalam artian tanpa orang tuaku lagi.
Aku tinggal di rumah ini bersama  mbak Yul pembantu rumah tangga dan pak Kosim yang sudah tua, dia adalah tukang kebun merangkap memperbaiki kerusakan kerusakan kecil di rumah.
  Â
   Enam bulan semenjak orang tua angkatku meninggal. Aku didatangi pak Haris, katanya dari kantor notaris.
Ternyata, alm kedua orang tua ku, telah membuat surat wasiat mengenai ahli waris bila mereka meninggal dunia.
Dan aku ternyata sebagai ahli warisnya.
Saat ini aku bingung karena aku tidak paham mengenai hal itu. Aku di bantu pak Haris notaris dan mbak Yul, mereka menerangkan dengan baik, sehingga aku paham. Aku menjadi pemegang seluruh aset yang orang tua angkatku miliki.
Catatannya terlalu banyak, sehingga aku sendiri bingung. Mbak Yul lah bersama pak Haris yang akan mengawal semua peninggalan almarhum.
   Aku berterima kasih, ternyata Tuhan itu benar benar sayang padaku dan benar seperti kata kata yang pernah aku dengar, apapun bisa terjadi, karena Maha Kuasa. Alhamdulillah, aku mensyukuri semua ini. Aku akan jaga hingga kelak aku dewasa.
Terima kasih bapak Karim dan ibu Yasmin yang aku cintai dan sayangi. Mereka telah memulihkan statusku sebagai manusia.
Aku tetap mencintai kalian dalam kenangan indah saat kami bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H