Mohon tunggu...
Sam Junus
Sam Junus Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Konten kreator, Penulis, audiostory, genre : romans, drama rumah tangga dan horor.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menyesal

26 Desember 2023   07:15 Diperbarui: 26 Desember 2023   07:39 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Sekarningtyas oleh Sam Junus

Dikisahkan oleh :

Sekarningtyas

     Panggilanku simpel, Sekar kepanjangan dari Sekarningtyas.
Suatu keprihatinan terutama untuk gadis di daerah. Yakni jika menginjak usia kepala tiga, namun belum berjodoh.
Bukan hanya pada gadis tersebut saja, namun juga menjadi keprihatinan orang tua, dan keluarga besarnya.

     Nach. Aku mengalami hal tersebut. Namun bukan aku sepi pengunjung, ini istilah dari adik ku yang suka iseng. Tapi memang tidak ada rasa kecocokan. Sedangkan aku memiliki prinsip untuk jangka panjang. Bila hanya keterpaksaan saja, apakah nanti dapat langgeng?. Itu yang aku takutkan.
Aku sudah empat kali berpacaran secara serius, namun selalu kandas lagi dan lagi.

     Teman baikku yakni Erna, suka meminta aku untuk tidak pilih pilih. Dia mencontohkan dirinya, katanya saat menikah sebenarnya juga ada hal hal yang kurang pas. Namun dijalaninya dan hingga kini telah memasuki tahun ke tiga dengan baik baik saja.
Aku memang mengerti sekali akan permasalahan Erna, beda sebenarnya dengan kasusku.

     Namun pada suatu hari, aku mendapat sesuatu yang unik.
Inilah ceritanya,
Saat malam belum larut sekali.
Saat aku didepan ponselku, tiba tiba aku di masukkan ke sebuah grup WhatsApp oleh seseorang pria yang bernama Andre, aku sendiri tidak mengenalnya sama sekali. Aku cukup bingung dengan hal itu.
Lalu aku tanya di grup tersebut yang masih running mengisi para anggota barunya.
Tapi yang baru pada masukpun juga bertanya tanya.
Akhirnya aku chat ke Andre yang bertanggung jawab memasukan anggota baru.
Kemudian Andre menjawab aku, bahwa dia sebenarnya hanya disuruh oleh temannya yakni Yanti, dan Andrepun tidak tahu grup baru itu akan diisi materi apa oleh Yanti. Aku jadi ketawa, kok bisa seperti itu?
Andre melanjutkan bahwa dia sudah mengontak Yanti tapi ponsel Yanti dalam posisi mati.
Aku minta pada Andre untuk menerangkan pada anggota grup yang kebingungan.
Namun Andre tidak bersedia, Selalu dia hubungkan dengan nama Yanti. Aku kemudian mohon pada Andre untuk dibubarkan saja grup itu, toh banyak yang keluar, bingung dan lainnya.
Akhirnya grup ditutup Andre.
     

     Tiba tiba setelahnya, Andre mengontak aku. Hah? Aku sedikit bingung, aku angkat atau diamkan.
Akhirnya, aku putuskan untuk mengangkatnya. kami berkenalan dan menceritakan masing masing. Tanpa terasa dua jam kami berbicara. Ternyata nyaman juga berteman dengan Andre walau kami baru berkenalan.
Andre tinggal dikota. Sedangkan aku mengatakan pada Andre bahwa aku tinggal di desa.
Kehidupanku adalah kehidupan pedesaan.
Namun Andre semakin tertarik, katanya dia ingin hidup di desa, jenuh untuk di kota.
     

     Aku tantang Andre untuk menemui aku di desa. Andre setuju. Minggu depannya, Andre benar benar merealisasikan kata katanya.
Aku bertemu dengan Andre di kedai kecil. Kami minum kopi dan makan gorengan yang ada.

     Andre, adalah pemuda tampan, kulit putih, aroma parfumnya khas sekali. Andre mau tidur di balai, mau menimba air dari sumur.
Selama satu Minggu Andre tinggal dirumahku di sebuah gubuk, tapi dia ok saja.
Keluargaku memuji Andre adalah pribadi yang baik.
Dia bisa masuk untuk berbicara apa saja, dengan orang tuaku, adikku gadisku. Dengan para tetanggapun, Andre asyik berbicang bincang. Singkatnya aku mengagumi pribadi Andre yang mau merendahkan diri.

     Akhirnya, aku jalan dengan Andre model LDR. Tapi bukan tidak bertemu sama sekali.
Andre sebulan sekali atau dua kali pasti datang ke desaku. Kami semakin akrab, tanpa terasa sudah 3 bulan kami berpacaran.

     Namun ada hal yang menjadikan kami ragu untuk merencanakan langkah ke jenjang selebihnya.
Yakni kami beda usia dan beda keyakinan. Andre usianya dibawahku lima tahun.
Tetapi, itu tidak menjadi pokok persoalannya, beda keyakinan ini lah yang menjadi jalan buntu.
Sebenarnya aku dan Andre secara pribadi tidak mempersalahkan, namun pihak keluarga kedua belah pihak yang tidak dapat menerima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun