Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia yang harus terpenuhi. Manusia sebagai bagian dari masyarakat membutuhkan media untuk akses informasi.Â
Salah satunya adalah melalui berita. Dulunya masyarakat hanya mengandalkan berita yang persebarannya masih sangat sederhana baik secara oral dari orang per orang melalui proses verbal, suara dari mulut ke mulut, dan kemudian berkembang menjadi bentuk tulisan.Â
Dalam hal sistem pertukaran informasi seperti terakhir ini, dari satu pihak kepada banyak orang/pihak, manusia membutuhkan wadah khusus yang dinamakan "media massa" atau dikenal juga dengan istilah umum "pers". Salah satu entitas penting dalam dunia media massa adalah wartawan atau jurnalis .
Terakhir muncul internet, sebuah media multifungsi yang saat ini sedang populer digunakan di seluruh dunia. Internet menggabungkan tampilan teks, gambar, suara, maupun video.
Dan menawarkan kemudahan akses, biaya yang lebih murah, serta jangkauan yang lebih cepat dan lebih luas. Jaman telah berganti. Ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi bagian perjalanan peradaban manusia yang mempengaruhi hampir setiap sisi kehidupan manusia.Â
Pola interaksi dalam berbagi informasi tidak luput dari pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan, dunia informasi ini merupakan sisi peradaban manusia yang paling berhubungan dengan kemajuan teknologi. Peralihan penyampaian informasi dari bentuk analog (cetakan, kasat mata, dan sejenisnya) ke bentuk digital (termasuk online, streaming, dan bentuk informasi elektronik lainnya) sangatlah mustahil untuk disangkal.
Dalam kondisi dunia pers yang berbasis teknologi informasi seperti sekarang ini, jurnalis yang sejak awal mulanya sebagai pion dan ujung tombak media massa, merupakan kalangan yang rentan tertimpa berbagai tantangan berat demi menjalankan tugas dan fungsinya sebagai jurnalis. Salah satu tantangan tersebut yakni mengenai bagaimana jurnalis di era media harus mengutamakan kecepatan penyebaran informasi dengan tetap mengedepankan ketepatan informasi tersebut.
Pada tahun 2014 bisa dikatakan sebagai tahun perubahan perilaku masyarakat dalam mengakses informasi dari yang tadinya lebih banyak mengakses informasi melalui media konvensional, kini mulai beralih ke media online. Bahkan data yang diperoleh oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menyampai kan tentang meledaknya jumlah pengguna internet pada tahun tersebut hingga mencapai lebih dari 88 juta. Dan inilah titik dimana media massa mulai bergeser perlahan untuk melebarkan sayapnya ke ranah online.
Noelle-Neumann, seorang ahli komunikasi, melalui pandangannya mengenai gelombang kebisuan pendukung teori ini, yang menganggap bahwa media memiliki pengaruh yang kuat, terutama media televisi dengan tayangan visualnya. Media massa menurut Wilbur Schramm, 2005 , dapat memperluas wawasan masyarakat.Â
Media massa adalah pembentuk kebudayaan dan peradaban manusia, dari masa ke masa. Sejalan dengan itu, teori komunikasi massa populer "uses and gratifications", mencoba menjawab pertanyaan, "Mengapa orang menggunakan media dan apa yang mereka gunakan untuk media?" (McQuail, 2002). Sebuah studi pernah dilakukan untuk mengkaji tentang perilaku komunikasi khalayak dalam relasinya dengan pengalaman langsung-nya dengan media massa. Khalayak diasumsikan sebagai bagian dari publik yang aktif dalam memanfaatkan muatan media saat mengkonsumsi media massa. Masyarakat konsumen media massa diasumsikan sebagai partisipan aktif dan diarahkan oleh tujuannya sendiri. Dalam penelitian itu media massa dianggap hanya sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan individu, dan individu boleh memenuhi kebutuhan mereka melalui media massa atau dengan cara lain.
Hal ini tentu diperberat juga oleh berkembangnya teknologi informasi yang sangat cepat, dan berakibat kepada perubahah paradigma media massa dan sistem yang diberlakukan di internal pekerja media dan publikasi. Kehadiran berbagai ruang berbagi informasi seperti media sosial, jejaring komunikasi berbasis mobil phone, dan berbagai variannya, menjadi faktor utama yang memberi pengaruh pada pola kerja para jurnalis. Awalnya sebagai kuli tinta, kemudian bergeser menjadi kuli disket, dan hari-hari ini dipanggil si Junol (Jurnalis Online).