Mohon tunggu...
PARTIKEL
PARTIKEL Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengolah Kata

Masih berusaha untuk mengolah kata yang tak bisa untuk di cerna.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Diam Tanpa Kata

25 Oktober 2018   06:44 Diperbarui: 25 Oktober 2018   08:42 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terdiam tanpa sepatah kata
Berusaha mencari sebuah makna
Dari sebuah kisah nyata
Antara aku dan pena

Tangan bergerak lirih menyusun kata
Menuliskan gundah yang ada di kepala
Matapun berlinang tak tertahankan
Dan mengalir deras seperti hujan

Perih dari sayatan luka lama kembali terbuka
Merobek hati hingga menusuk ke dalam jiwa
Hati yang kecewa membuat terkurung
Masuk dalam ruang yang tak berujung

Kini  terpaksa aku harus menerima derita
Menghadapi semua kenyataan dengan lapang dada
Karna semua adalah fakta nyata dari karma
Bahwa aku bukanlah siapa siapa

Sahabatku tinggalah pena dan secarik kertas
Dimana aku menulis cerita yang tak pernah tuntas
Berjuang meluapkan kesedihan agar semua terkupas
Menghilangkan beban agar aku merasa bebas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun