Mohon tunggu...
M.e.l.i. -
M.e.l.i. - Mohon Tunggu... -

www.kampungfiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

7 Hari Prosa Pendek Cinta [Ketiga: Samudera]

4 Desember 2011   12:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:50 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

: samudera

[caption id="attachment_153615" align="aligncenter" width="300" caption="www. http://wallpaperstock.net"][/caption]

Adakah kesejatian yang lebih hakikat dari samudera? Ia bisa mengalir dan juga berdiam tanpa jeda,  merasakan semua mahkluk di dalamnya berkeliapan, serupa rahim seorang ibu. Ia juga membuat gerak yang seperti tarian langkah-langkah kecil bahkan mengayun seperti rengkuhan semesta. Dan ia, juga membuat semua warna bicara.

Samudera adalah hikayat air, tempat waktu bertumbuhan dan merotasi semua kehidupan, mengaliri hati orang-orang yang hatinya dilingkupi cinta. Demikianlah. Tidak seperti musim yang kadangkala menyiasati matahari, samudera justru memutarnya, menjadi satu-satunya tempat matahari menyanyikan nada kepulangannya.

Samudera adalah dada, bagi musafir yang merindukan rumah. Adalah takdir, bagi perahu yang melayarinya.

(berbahagialah bersama waktu, samudera. aku mencintaimu, seluas-luasnya samudera)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun