Mohon tunggu...
M.e.l.i. -
M.e.l.i. - Mohon Tunggu... -

www.kampungfiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

7 Hari Prosa Pendek Cinta [Pertama: Pagi]

2 Desember 2011   03:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:56 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

: samudera

[caption id="attachment_153117" align="aligncenter" width="500" caption="gambar diunduh dari http://www.flickriver.com"][/caption]

Pagi adalah hadiah terbaik yang diberikan Tuhan. Ia menyerupa senyum ibu, semacam sesuatu yang mengingatkan kepada jalan pulang, pun ketika kita kehilangan arah.

Tahukah kau, bagiku, hal yang paling menakjubkan dari pagi bukanlah perayaan kembalinya matahari, melainkan putaran bumi yang sekali lagi menghadap timur. Seperti itulah pagi. Waktu yang melingkar-lingkar. Takdir musim yang selalu mengulang simpuh pada matahari.

"Serupa kisah anak yang tersesat dan merindu rumah?" tanyamu.

"Serupa orang dewasa yang selalu menjadi kanak di dada ibunya," kataku.

Maka pagi adalah persembahan sempurna, dari semesta, dari syair cinta ibu yang membiru rindu.

[hari pertama. mari menari bersama pagi, samudera]

Jumpai fiksi-fiksi keren di kampung fiksi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun