Mohon tunggu...
Samsuni Sarman
Samsuni Sarman Mohon Tunggu... pegawai negeri -

guru smp standar nasional di kota banjarmasin anggota komunitas blogger Kayuh Baimbai Kalimantan Selatan suka menulis budaya, sastra, dan perjalanan wisata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan, Kopi dan Cinta

23 Februari 2016   19:22 Diperbarui: 23 Februari 2016   19:42 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

basah tanah
derai rintik air yang menyanyikan simfony rindu
usai berpongah dengan terik mentari
jemari yang resap membasuh luka
tubuh yang senyap sewarna pelangi
mengalir dari ketinggian waktu
hingga beranda takdir

secangkir kopi
menyeruput gigil sembari tawarkan gurau
sebatas rindu bercumbu di tepi gelas
dan kepahitan itu masih terasa
ketika pekat menggaris hidup
dan mimpi mengubur kenangan
padahal aku menyeduh dengan sempurna
selagi hangat

ranum cinta
mengusik tebing dan padang tak bertepi
hingga rupa belas kasih di keheningan ruang
koyak bagai angin menerpa lentik ilalang
jemari pun menjelma bayang-bayang impian
namun tak seindah gerimis hujan
apalagi serindu hangat kopi

di pelatar senja
aku menari dendangkan getir hujan
aku tersenyum bercermin jelaga kopi
dan cinta berlari mengurung diri

banjarmasin 22/2/2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun