Mohon tunggu...
Samsuni Sarman
Samsuni Sarman Mohon Tunggu... pegawai negeri -

guru smp standar nasional di kota banjarmasin anggota komunitas blogger Kayuh Baimbai Kalimantan Selatan suka menulis budaya, sastra, dan perjalanan wisata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hari Buku, Kalah Populer dengan Valentine's Day

8 Mei 2012   15:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:32 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak ditetapkan tanggal 17 Mei sebagai Hari Buku Nasional pada tahun 2010 oleh Menteri Pendidikan Nasional, Bapak Abdul Malik Fadjar sebagai upaya memacu minat baca masyarakat Indonesia ternyata belum membuat masyarakat gemar membaca, khususnya generasi muda yang terlanjur menyukai sistem komunikasi menggunakan media seluler, seperti telephone. Memang, tradisi lisan masyarakat Indonesia masih sangat dominan sebagai produk kultural. Hal ini disebabkan tradisi lisan mengandung berbagai hal yang menyangkut hidup dan kehidupan komunitas pemiliknya seperti sistem nilai, pengetahuan tradisional, sistem kepercayaan dan religi, kaidah sosial, etos kerja, sistem pengobatan, adat istiadat, hukum adat, sejarah, mitologi, legenda, dongeng, bahasa rakyat, nyanyian tradisional, permainan anak, dan berbagai hasil seni lain. Sebagian besar masyarakat sampai saat ini masih lebih mempertahankan tradisi (lisan) dibandingkan keinginan membaca sehingga kebiasaan masyarakat ini menjadi lebih suka dengan tradisi percakapan dan sedikit membaca. Fungsi strategis membaca sebagai pembelajaran untuk mengajak manusia mengetahui perkembangan termodern serta kemampuan meramalkan masa depan memang perlu dipertajam melalui berbagai inovasi dan terobosan secara langsung, bukan saja bagi penikmat seni tetapi juga bagi pembelajar yang selayaknya lebih memiliki porsi membaca terbesar. Saat ini IKAPI sebagai induk organisasi perbukuan nasional sudah berupaya menciptakan kondisi ruang baca yang lebih beragam, koleksi pustaka sudah begitu luas seperti jenis fiksi realistik (termasuk seri lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati, seri budi pekerti, seri anak beriman), biografi, petualangan, bacaan bergambar, buku bacaan dwi-bahasa, hingga cerita misteri dan trend modul pembelajaran. Hal ini membuktikan bahwa keinginan penikmat bacaan sudah terpenuhi, namun ternyata hanya sedikit yang memanfaatkan. Seorang sahabat blogger mengatakan bahwa penampilan sebuah buku dilihat dari fisik seperti bentuk buku sudah semakin meriah dengan warna, ilustrasi, maupun jenis kertas. Malah desain, grafis dan ilustrasi sudah diolah dengan estetika lebih eksotik. Jika memperhatikan  isi dan tema sudah sesuai dengan kondisi dan karakter subjek baca sekaligus bahasa yang dipakai. Namun, masih perlu digarap lebih serius lagi adalah lemahnya kosa kata dan penuturanyang berhubungan dengan sistem bahasa susastra yang digunakan.

Kerikil yang menjadi dinamika perbukuan pun terkadang menghadang, seperti yang marak diberitakan oleh media cetak tentang buku pelajaran dan buku pengayaan lembar kerja siswa (LKS) yang dianggap bermasalah oleh sebagian masyarakat karena telah menyinggung batas kearifan lokal suatu tradisi dan budaya suku bangsa tertentu. Malah, saat ini bertebaran penerbit dadakan untuk memenuhi pesanan sekolah dalam kuota BOS guna pengadaan buku bahan belajar siswa dengan keuntungan yang berbagi, namun masih jauh dari kualitas editing dan jenis kertas. Memperingati hari buku nasional 2012 dan upaya untuk meraih sebesar-besarnya minat baca masyarakat, maka perlu kita mengikuti tradisi valentine's day yang setiap perayaan selalu memberikan sesuatu pada seseorang. Maka, saatnya kita memberikan sebuah buku kepada siapa pun agar nilai-nilai peringatan hari buku nasional menjadi bermakna bagi orang yang memiliki buku karena mendapat penularan kecintaan dari kita semua yang suka dan gemar membaca. Posting dengan judul yang sama terpahat pada blog 'parigal samsuni' http://www.samsunisarman.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun