Mohon tunggu...
Samsuni Sarman
Samsuni Sarman Mohon Tunggu... pegawai negeri -

guru smp standar nasional di kota banjarmasin anggota komunitas blogger Kayuh Baimbai Kalimantan Selatan suka menulis budaya, sastra, dan perjalanan wisata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Festival Budaya Pasar Terapung di Banjarmasin

21 September 2012   16:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:02 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Pertama Kamis (19/9/2012) Menurut jadwal yang dirilis Disbudpora Prov Kalsel acara dimulai pukul 09.00 wita dengan Pameran dan Kuliner pada stand 13 kabupaten/kota. Namun, ketika datang di arena Festival Budaya Pasar Terapung 2012 yang berlokasi di Halaman Kantor Gubernur serta tepi sungai Martapura baru 2 panggung yang terbuka dan siap menerima pengunjung. Sempat duduk santai dengan petugas stand Kotabaru seraya menyantap sajian kuliner khas daerah, yaitu 'pisang gapit' santapan kesukaan ketika masih kecil di Samarinda. Juga tersedia 'apam manis telur dengan kuah gula merah' serta 'lempeng tujuh rasa' yang gurih. Di panggung Kabupaten Balangan tersedia 'wadai serabi' serta 'putu mayang' dengan 'pepes tahu' yang dibagikan secara gratis kepada setiap pengunjung. Dan, anehnya berbagai stand tenda dan pangggung lainnya masih belum siap justru pada jadwal acara dimulai. Hari Kedua Jumat (20/9/2012) Memasuki hari kedua Festival Budaya Pasar Terapung setelah malam diresmikan pada upacara pembukaan oleh Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan sudah mulai ramai pengunjung. Stand tenda dan panggung 13 kabupaten/kota juga sudah terisi lengkap begitu pula jualan PKL yang berlimpah dipelataran jalan.  Pagi hari fokus kegiatan terlihat di tepi sungai Martapura yang dihiasai 20 sampai 30 jukung (perahu kecil) dengan berbagai buah-buahan lokal yang khas Kalimantan serta sayuran yang menjadi kegemaran urang banjar. ada buah limau, pisang, sirsak (nangka walanda), jambu biji serta sayur bongkah keladi dan sulur, waluh (labu berwarna kuning) serta telur itik asin dan tambak dengan pengayuh jukung sebagian besar wanita setengah baya. Sebuah tradisi kehidupan masyarakat banjar dengan budaya pasar terapung memang terlihat dari kegiatan ini. Sayang cuma sedikit dan dermaga tempat singgah tidak ditata dan diolah sehingga menyulitkan penjaja dan pengunjung bertransaksi jual-beli. Akibatnya penjaja menggelar dagangan di pelataran siring tepi sungai untuk memudahkan pengunjung menjangkau perahu karena dermaga yang licin dan kecil.

Di lokasi lain, yaitu halaman Kantor Gubernur berlangsung acara permainan tradisional rakyat yang diikuti oleh pelajar SMA/SMK Kota Banjarmasin serta utusan dari disbudpora kabupaten/kota dengan kegiatan tarik tambang, lari engrang, terompah panjang, dan atraksi kebudayaan dari Kotabaru yaitu 'bergaya di atas tali' oleh wakil suku bugis bajau serta sendratari 'putaran' dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang menceritakan kehidupan petani pada zaman dahulu mengolah pehumaan (sawah) dari menanam benih hingga panen (lihat posting tautan). Lomba lari Engrang dan permainan Engrang antar pelajar SMA/SMK dengan pakaian keseharian urang banjar batapih dan babaju kurung wan kabaya
Lomba terompah raksasa antar pelajar SMA/SMK yang diikuti peserta putra dan putri juga berpakaian sehari-hari masyarakat banjar
Lomba kekuatan dengan tarik tambang beregu antar pelajar SMA/SMK yang sebagian memiliki badan besar dan kokoh serta masih berkostum lokal banjar
Atraksi budaya dari masyarakat Bugis Bajau di Kotabaru yang menunjukkan keterampilan bergaya di atas seutas tali untuk menari dan bercanda diikuti musik yang ceria
Sendratari kehidupan masyarakat petani yang diperagakan oleh disbudpora Kandangan sejak tanam benih hingga panen padi dan memperoleh hasil berupa beras dari alat yang bernama 'putaran' sebelum masa revolusi industri mesin.
to be continue.... posting yang sama dapat disimak di parigal samsuni http://www.handilbakti.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun