Mohon tunggu...
Samsuni Sarman
Samsuni Sarman Mohon Tunggu... pegawai negeri -

guru smp standar nasional di kota banjarmasin anggota komunitas blogger Kayuh Baimbai Kalimantan Selatan suka menulis budaya, sastra, dan perjalanan wisata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Teknologi Meriam Bambu 'Laduman' Anak Kota

12 Juli 2013   17:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:38 1513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teknologi Meriam Bambu 'Laduman' Anak Kota

Entah memakai istilah apa untuk menyatakan pengetahuan yang dikuasai anak dalam membuat permainan meriam bambu bernama 'laduman' yang berarti ladum + an atau dentum + an dari suara meriam bambu sudah memasuki era teknologi elektro dengan memadukan unsur metanol yaitu senyawa kimia dengan rumus CH3OH serta pemantik api elektrik. Sungguh membuat saya kagum, padahal ketika masih usia remaja hanya menggunakan potongan bambu sebagai permainan meriam dengan minyak tanah. Serunya ketika mencari bambu yang larut di sungai dan memberi lobang pada pangkalnya setelah semua sekat pada lorong bambu ditembus. Dan, ketika sore menjelang buka puasa bulan ramadhan kami berjajar di depan halaman untuk membunyikan secara serentak. Suara yang paling keras mendapat hadiah tepukan tangan meriah, sementara suara laduman yang tidak nyaring mendapat ejekan. Lantas, berbagai cara digunakan untuk membuat suara laduman terdengar menggelegar - ada yang menggunakan karbit (CaC2) dan adapula yang menggunakan garam dapur (NaCl) sehingga peperangan menjadi lebih seru dan selalu terdengar sorakan kegembiraan di sela dentuman yang membahana kampung. Seperti yang kutemui, teknologi elektro merasuki anak kota. Meriam bambu yang bernama 'laduman' di sebagian besar komplek perumahan kota Banjarmasin telah berubah bentuk dengan memanfaatkan unsur kimia dan pemantik api elektrik - suara dentuman pun cukup keras. Fungsi bambu digantikan dengan menyambung kaleng sarden atau kaleng bola tennis dengan selotip setelah semua sekat ditembuskan. Terserah pemilik, ada yang menyambung 4 susun hingga 7 susun kaleng. Kemudian pada ujung pangkal meriam kaleng sarden ini di pasang bekas kepala botol minuman plastik untuk meletakkan pemantik api elektrik, Bahan yang digunakan tidak lagi minyak tanah melainkan spiritus sebagai unsur bahan pembakar - dan bisa diterka ketika pemantik api elektrik di tekan - maka suara menggelegar pun nyaring terdengar. Think Smart....! Cara kerja laduman elektrik ini sederhana saja, semprotkan spritus pada buritan meriam dengan membuka tutup botol - cukup 2 sampai 4 kali semprotan - kemudian tutup kembali dan tekan alat pemantik api - nah jangan kaget mendengar suaranya yang cukup nyaring. Mudah ya, tanpa jelaga serta tidak harus meniupkan angin pada lobang bambu seperti waktu saya memainkan laduman dari bambu. Ini juga jadi investasi bagi anak remaja lho, karena nilai produk satu set meriam bambu bernama laduman elektrik ini dihargai lima belas ribu rupiah, plus gratis 1 botol ukuran 25 ml bahan bakar spritus. Hebat khan, ekonomi kreatif anak Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun