Mohon tunggu...
samsulworooo
samsulworooo Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

perkenalkan nama saya samsul hadi firdaus saya mahasiswa aktif fakultas pertanian program studi agronomi universitas lambung mangkurat

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ekologi lahan basah peran dan pentingnya dalam menjaga keseimbangan alam

19 Desember 2024   21:46 Diperbarui: 19 Desember 2024   21:46 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lahan basah atau wetlands merupakan ekosistem yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan di Bumi. Secara umum, lahan basah adalah wilayah yang selalu tergenang air, baik secara permanen maupun musiman, sehingga menciptakan lingkungan yang khas dengan vegetasi yang mampu beradaptasi dengan kondisi tersebut. Lahan basah dapat ditemukan di berbagai belahan dunia, mulai dari rawa, gambut, dan delta sungai hingga pantai yang dipengaruhi pasang surut. Ekologi lahan basah berperan penting dalam menjaga keseimbangan alam, menyediakan berbagai layanan ekosistem yang mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Secara ekologis, lahan basah memiliki peran yang sangat vital dalam mendukung keberagaman hayati. Lahan basah merupakan rumah bagi banyak spesies tanaman dan hewan yang unik dan sering kali langka. Keanekaragaman flora dan fauna di lahan basah sering kali lebih tinggi dibandingkan dengan ekosistem lainnya. Di dalamnya, kita dapat menemukan berbagai jenis burung air, ikan, amfibi, serta tanaman yang dapat bertahan hidup dalam kondisi kelembapan tinggi dan kadar oksigen rendah. Selain itu, banyak jenis mikroorganisme yang berkembang biak di dalam tanah basah yang berperan dalam proses dekomposisi dan siklus nutrisi di dalam ekosistem tersebut. Tanaman seperti mangrove, eceng gondok, dan rumput laut, serta pohon-pohon yang tumbuh di daerah rawa atau gambut, memiliki kemampuan untuk menyerap karbon dioksida (CO2) yang berlebih, sehingga membantu dalam mitigasi perubahan iklim.

Lahan basah juga memainkan peran kunci dalam pengaturan kualitas air. Salah satu fungsi utama lahan basah adalah kemampuannya dalam memfilter dan membersihkan air. Proses ini terjadi melalui penyaringan alami yang dilakukan oleh tanaman dan tanah basah yang menyerap polutan, seperti logam berat, pestisida, dan zat organik yang terlarut dalam air. Tanah basah juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan air yang membantu dalam menjaga kestabilan suplai air di musim kemarau. Selain itu, keberadaan lahan basah membantu dalam pengaturan siklus hidrologi dengan cara mengatur aliran air ke sungai dan danau, serta mencegah terjadinya banjir yang sering terjadi akibat aliran air yang tidak terkendali. Dengan demikian, lahan basah memiliki fungsi penting dalam pengelolaan sumber daya air dan pengurangan risiko bencana alam.

Lahan basah juga memberikan manfaat ekonomi yang sangat signifikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, lahan basah dapat dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan, seperti budidaya ikan dan penangkapan ikan di kawasan pesisir atau delta sungai. Banyak komunitas yang bergantung pada hasil perikanan dari lahan basah untuk memenuhi kebutuhan pangan dan mata pencaharian mereka. Selain itu, kawasan lahan basah yang indah juga menarik wisatawan, sehingga membuka peluang bagi industri pariwisata yang berkelanjutan. Secara tidak langsung, lahan basah berkontribusi pada pengendalian erosi dan peningkatan kesuburan tanah. Akar-akar tanaman yang tumbuh di tanah basah dapat menstabilkan tanah dan mencegah terjadinya erosi, sementara endapan dari lahan basah dapat menyuburkan lahan pertanian di sekitarnya.

Namun, meskipun lahan basah memiliki berbagai manfaat yang sangat besar, ekosistem ini terancam oleh berbagai aktivitas manusia. Pembangunan yang tidak terkendali, alih fungsi lahan menjadi kawasan permukiman atau pertanian, serta polusi industri merupakan beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan lahan basah. Dalam beberapa dekade terakhir, lahan basah di seluruh dunia mengalami penurunan yang signifikan, dengan sekitar 50 persen dari lahan basah yang ada telah hilang akibat konversi lahan dan kerusakan lingkungan. Pengeringan lahan basah untuk pertanian atau pengembangan infrastruktur telah menghilangkan habitat bagi banyak spesies yang bergantung pada ekosistem tersebut, dan dapat menyebabkan gangguan besar pada siklus air dan keseimbangan ekologi setempat. Selain itu, polusi dari limbah industri dan pertanian yang mencemari air tanah dan sungai juga dapat merusak fungsi lahan basah dalam memurnikan air.

Selain itu, lahan basah juga sangat rentan terhadap perubahan iklim global. Kenaikan suhu dan perubahan pola curah hujan dapat memengaruhi keberadaan dan fungsi ekosistem ini. Perubahan iklim dapat menyebabkan kenaikan permukaan air laut, yang mengancam kawasan lahan basah pesisir seperti mangrove dan delta sungai. Selain itu, fluktuasi curah hujan yang ekstrim juga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem lahan basah yang telah beradaptasi dengan pola hidrologi yang stabil. Oleh karena itu, upaya perlindungan dan restorasi lahan basah menjadi sangat penting untuk menjaga keberlanjutan ekosistem ini dan layanan ekosistem yang diberikannya.

Untuk itu, pemeliharaan dan perlindungan lahan basah perlu dilakukan melalui kebijakan dan tindakan yang lebih bertanggung jawab. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain adalah konservasi dan restorasi lahan basah yang rusak, pembatasan alih fungsi lahan yang tidak bertanggung jawab, serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lahan basah. Restorasi lahan basah yang telah terdegradasi dapat dilakukan dengan cara menanam kembali vegetasi asli, mengatur aliran air, dan mengurangi polusi yang masuk ke dalam ekosistem. Selain itu, penting untuk memperkuat kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam upaya pelestarian lahan basah.

Pada tingkat global, banyak negara telah meratifikasi konvensi internasional, seperti Ramsar Convention on Wetlands, yang bertujuan untuk melindungi dan melestarikan lahan basah sebagai warisan alam yang penting. Melalui konvensi ini, negara-negara anggota diharapkan dapat bersama-sama menjaga dan memulihkan lahan basah yang ada di wilayah mereka, serta meningkatkan upaya dalam menjaga fungsi ekologisnya. Selain itu, teknologi dan penelitian ilmiah juga memiliki peran besar dalam pemantauan dan pemulihan lahan basah. Dengan menggunakan teknologi satelit dan pemetaan digital, kita dapat memantau perubahan lahan basah secara lebih efisien, sehingga tindakan konservasi dapat dilakukan dengan lebih tepat sasaran.

Kesimpulannya, ekologi lahan basah adalah salah satu aspek penting dalam menjaga keseimbangan alam dan mendukung keberagaman hayati di Bumi. Lahan basah tidak hanya memiliki fungsi ekologis yang penting, seperti pengaturan kualitas air, penyimpanan karbon, dan pengendalian erosi, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi manusia. Namun, ancaman terhadap lahan basah, seperti konversi lahan dan perubahan iklim, membutuhkan perhatian dan upaya yang lebih serius dalam pelestariannya. Melalui kebijakan yang bijak, tindakan restorasi yang tepat, dan peningkatan kesadaran masyarakat, kita dapat memastikan bahwa lahan basah tetap menjadi bagian yang vital dalam ekosistem global, yang memberikan manfaat bagi generasi masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun