Mohon tunggu...
Samsul Rizal
Samsul Rizal Mohon Tunggu... -

Masih belajar untuk mendedikasikan hidup untuk bangsanya

Selanjutnya

Tutup

Money

SekedarPengantar untuk Ekonomi Indonesia

4 April 2017   00:53 Diperbarui: 4 April 2017   15:35 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pada kenyataannya, Indonesia diberikan limpahan karunia yang sangat besar. Limpahan tersebut sangat beraneka ragam mulai dari kekayaan yang sifatnya fisik hingga kekayaan yang bersifat non-fisik, ini bisa dibuktikan dengan keanekaragaman yang terdapat di Indonesia seperti suku, budaya, tradisi hingga potensi sumber daya alam di masing-masing kedaerahannya. Dengan bentuk negara kepulauan dan posisinya dikelilingi oleh banyak lautan, menyebabkan terjadinya perbedaan-perbedaan kondisi di masing pulau. Tetapi walaupun ada perbedaan, setidaknya masing-masing daerah di Negara Indonesia memiliki segudang potensi yang bisa mencukupi kebutuhan hidupnya.

Pemanfaatan akan sumber daya alam di atas merupakan salah satu usaha yang harus dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat, khususnya pemerintah sebagai perwakilan atau mandataris rakyat. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa salah satu tugas pemerintah adalah merusmuskan sekaligus melaksanakan konsep pembangunan nasional, konsep pembangunan inilah yang nantinya akan merubah atau  mentransformasi masyarakat Indonesia ke arah yang lebih baik. Adapun pembangunan nasional Indonesia harus mengarah kepada cita-cita atau tujuan negara Indonesia itu sendiri yakni pembangunan yang  melindungi segenap bangsa  dan seluruh tumpah darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdeskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Hal itu lah yang harus dijadikan pedoman dalam proses penyelanggaran pembangunan nasional yang dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Idealnya jika seluruh masyarakat Indonesia serius mencanagkan perubahan ke arah yang lebih baik, bukan suatu hal yang mustahil bagi Indonesia untuk mewujudkan cita-citanya. Permasalahan-permasalah seperti kebodohan, kemiskinan, ketimpangan sosial dan lain sebagainya pasti akan terhindari. Karena jika melihat segudang potensi yang disebutkan tadi pasti akan terasa sulit untuk mengaturnya, dibutuhkan manusia-manusia yang unggul yang siap memanfaatkan dan mengeksplorasi potensi tersebut.

Namun sepanjang pembangunan perekonomian digulirkan, belum terwujudnya transformasi perekonomian yang dicita-citakan tadi. Memang sepintas kita menyaksikan beberapa indikator-indikator pertumbuhan perekonomian yang lumayan tinggi tapi disisi lain kita pula menyaksikan berbagai macam realitas kemiskinan. Seperti yang dikatakan oleh Prasetyantoko (2012), pergeseran bobot ekonomi dari pertanian-pertambangan ke manufaktur yang bernilai tinggi selama ini merupakan hal semu (ersatz structural transformation), artinya belum terciptanya kesejahteraan yang merata yang dirasakan oleh pelaku-pelaku ekonomi khususnya masyarakat kelas bawah. Jika pembangunan seperti ini saja yang terus dilakukan niscaya kondisi-kondisi yang memicu ketimpangan dan kesenjangan akan semakin tinggi dan melebar.

Perencanaan ulang mengenai corak perekonomian Indonesia merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Ini bisa dilakukan dengan cara mengevaluasi  potret perekonomian yang sedang dijalani hari ini sekaligus, pembacaan peluan dan tantangan yang ada bisa dijadikan suplemen penting dalam melakukan langkah kedepannya. Mengingat banyak hal-hal yang perlu dikoreksi seperti arah kebijakan pemerintah dalam mengawal kehidupan masyarakatnya sampai kepada kesadaran masayarakat Indonesia mengenai keadaan dan lingkungannya, sehingga jika hal ini bisa diselesaikan, nantinya akan tercipta keselarasan tentang apa yang akan dibangun dan hal apa yang harus dilakukanya dalam rangka menyongsong kemakmuran dan kesejateraan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun