Stress, mangkel, muak, cape, complicated .. itu yg saya rasakan dengan lalu lintas Jabotabek
mungkin jutaan penduduk lainnya merasakan yg sama saat berada di jalan raya. Jarang bisa enjoy saat berkendara, harus super hati2 agar tidak mendapat celaka atau mencelakakan orang lain.
Entah, semua itu sepertinya karena jalan yg sudah overloaded ditambah budaya mengemudi yg jauh dari sopan & safe.
Satu hal yang vital tapi sangat sering disepelekan adalah lampu sein.
Ya, 2 buah lampu tersebut sepertinya bagi sebagian besar pengemudi diperlakukan hanya sebagai hiasan saja tanpa memahami betapa critical fungsinya.
Tak jarang motor/ mobil menyalip atau berhenti dengan tiba2 tanpa menyalakan sein dan jarak aman yg cukup yang itu membuat kita kelabakan krn harus mengerem mendadak.
Di toll pun demikian, mobil lain pindah jalur dg memasuki jarak aman yg sengaja kita buat dg mobil di depan. Dan itu tanpa menyalakan sein, hanya mengandalkan kecepatan dan memaksa mobil lain mengalah. Jika sedang sabar, saya mengalah dg menginjak rem dan memberi lampu dim. Kalau sabar sedang berkurang,  saya perpendek jarak dg mobil depan sehingga mobil tanpa sein tsb tidak bisa menyalip walau sebenarnya ini bukan cara yg safe.
Yang paling parah memang motor.
Sebagai pengendara motor juga saya paham benar betapa enegnya pengemudi mobil jika berhadapan dg motor2 yg hanya menomorsatukan kecepatan.
Jarangggggg sekali melihat mereka menyalakan lampu sein, entah dulu SIM dapat dg ujian ato tidak.
Saya pribadi SANGAT menghormati pengendara yg menyalakan lampu sein saat akan menyalip atau berhenti. Sedekat apapun jaraknya & sekencang apapun kecepatan kendaraan saya saat itu, pasti akan saya kurangi untuk memberi jalan aman bagi nya.
Himbauan ini tentu sangat sederhana, tapi sungguh, akan menyelamatkan kita di jalan raya ..
Jadi, yuk kita nyalakan lampu sein dengan benar ...
Thanks,
Samsul
