Mohon tunggu...
Samsul Nur
Samsul Nur Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang ayah yg ingin selalu belajar, tentang apa saja..

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Belajar Ilmu Kesehatan Anak Yuk....

5 Oktober 2010   04:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:42 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu, pertengahan 2004, anak pertama saya ( 1 tahun )  demam & diare.

Sebagai orang tua baru dengan penguasaan ilmu kesehatan yg sangat minim, panik adalah kondisi yg selalu terjadi saat anak sakit. Demikian juga saat itu, tidak paham harus berbuat apa, satu-satunya yg terpikir adalah membawa ke dokter secepatnya, walaupun saat itu demamnya masih tidak terlalu tinggi dan mencret baru 2 kali sehari. Dibawalah ke RS besar di Depok dan masuk UGD. Seperti sudah menjadi SOP baku, anak langsung di ukur suhu, tensi dan langsung di infus. Dokter menyatakan harus opname. Saya langsung setuju karena berfikir RS adalah tempat yg paling tepat untuk merawat anak dengan kondisi diatas. Selama di opname , obat2 yg di dapat adalah anti diare, antibiotik, turun panas, anti muntah dan makan bubur Preda. Saya sangat panik setiap melihat anak saya muntah, sehingga karena khawatir, saya sendiri yg meneteskan obat anti muntahnya ke mulut mungilnya. Setelah 3 hari opname dokter membolehkan pulang, saya senang, karena anak sudah sembuh.

Sekilas kejadian diatas wajar & umum terjadi ya, tapi benarkah yg telah saya lakukan ?

Hal itu yg berkecamuk dipikiran selama beberapa lama, haruskan anak sakit selalu dibawa ke dokter, tidak bisakah kita merawat sendiri, apakah RS benar2 tempat yg aman & tepat ?

Utk memuaskan penasaran, saya browse utk mencari2 informasi kesehatan anak. Ternyata banyak sekali informasi yg tersedia, tapi saya tertarik pada salah satu grup diskusi yg isinya orang tua & dokter. Grup itu bernama Milis Sehat ( http://health.groups.yahoo.com/group/sehat/ ).

Mereka membahas cara merawat kesehatan anak dengan dasar guideline yg benar. Guideline berasal dari sumber yg reliable ( WHO, Mayoclinic, CDC, AAP, FDA, dll ). Para orang tua saling sharing berdasar pengalaman, jika ada yg melenceng dari SOP, dokter2 akan mengingatkan & mengkoreksi treatment yg kurang tepat. Ah, asyik banget ternyata belajar ilmu kesehatan dan tidak sesulit yg dibayangan. Semakin lama belajar semain banyak ilmu yg didapat dan semakin menyesalah dengan kebodohan yg saya lakukan saat jaman  ' jahiliyah' dulu terhadap anak.

Nah dari hasil belajar itu, seharusnya yg saya lakukan saat anak demam & diare dulu adalah :

1. Demam BUKAN penyakit, tapi alarmbahwa ada sesuatu yg terjadi dalam tubuh.

2. Demam sekaligus berfungsi sebagai alat pertahanan tubuh karena demam membunuh virus2 dalam tubuh

3. Ukur suhu tubuh anak dg TERMOMETER, bukan tangan, karena tangan bukan alat ukur.

4. Berikan obat turun panas jika demam diatas 38.5C ( tergantung usia) atau anak rewel

5. Obat turun panas TIDAK menyembuhah demam, tapi hanya membuat tubuh nyaman

6. Demam mungkin akan muncul lagi selama masih ada infeksi kuman dalam tubuh

7. Sebagian besar penyebabnya adalah infeksi virus yg akan sembuh sendiri tanpa perlu obat.

8. Perbanyak asupan cairan, kompres hangat, skin contact

Sama dengan demam, diare sebenarnya juga alarm bahwa dalam saluran pencernaan ada sesuatu yg asing ( racun, bakteri, virus )

1. Diare merupakan mekanisme tubuh untuk membuang benda2 asing tersebut

2. Setelah benda2 asing itu keluar semua diare akan berhenti dg sendirinya.

3. Pada anak sebagian besar disebabkan virus yg akan sembuh sendiri tanpa obat

4. Perbanyak asupan cairan terutama oralit untuk mencegah dehidrasi

Dari guideline sederhana tersebut ternyata sebenarnya / seharusnya saya bisa merawat sendiri anak dengan home treatment, yg penting bisa mengobservasi tanda2 kegawat daruratan. Memang sebagian besar penyakit pada anak adalah common problem ( diare, demam, batuk, pilek, muntah , dll ) yg biasanya akan sembuh sendiri tanpa indikasi medis yg perlu treatment dokter.

Karena hasil belajar itu salah satu efeknya adalah PENGHEMATAN budget ke dokter. Dulu saat anak sakit pasti kedokter, dan itu tidak murah. Seandainyapun di cover asuransi, yg menjadi pertanyaan, apakah perlu anak mendapat segambreng obat yg pasti akan mempunyai efek samping. Sekarang saya membawa anak ke dokter hanya saat imunisasi saja.

Efek positif lain adalah karena ilmu kesehatan sudah improved, saat konsul dokter, komunikasi dan diskusi dengan beliau menjadi seimbang dan berlangsung dua arah. Hal ini sangat membantu dokter dalam menentukan diagnosa dan treatment yg tepat.

Ternyata sangat besar minat para orang tua untuk belajar kesehatan , terbukti saat ini member milis tersebut sudah lebih dari 10 ribu orang, jumlah yg luar biasa untuk sebuah milis. Untuk semakin mengkampanyekan ilmu kesehatan yg benar dan Rational Use of Drugs, mereka sekarang juga memanfaatkan jejaring informasi Twitter dengan menjadikan hari Senin sebagai hari kampanye dengan hastag #milissehat . Para member akan membagikan tips2 kesehatan yg mudah dipahami dan akan membantu orang tua dalam merawat buah hati mereka.

Yuk kita belajar bersama demi kesehatan anak-anak kita tercinta.

Samsul- Depok

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun