Mohon tunggu...
Samsul Lutpi
Samsul Lutpi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pernah mengikuti turnamen antar sekolah

Putsal/suka bergaul dengan banyak orang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Empati dari Martin Hoffman

18 Januari 2025   21:44 Diperbarui: 18 Januari 2025   21:44 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Martin Hoffman mengemukakan teori empati sebagai suatu kemampuan untuk merasakan atau memahami perasaan orang lain. Menurut Hoffman, empati terdiri dari beberapa tahap perkembangan yang berlangsung sepanjang kehidupan, dimulai sejak bayi. Ia mengidentifikasi empat tahap utama dalam perkembangan empati:

1. Empati primordial (sejak bayi): Pada tahap awal, bayi menunjukkan respons empatik terhadap perasaan orang lain, misalnya dengan menangis saat mendengar bayi lain menangis. Ini adalah bentuk empati yang sangat sederhana, yakni kemampuan untuk merespons perasaan orang lain tanpa pemahaman penuh tentang perasaan tersebut.

2. Empati kognitif (usia prasekolah): Pada usia ini, anak mulai bisa memahami perasaan orang lain dengan cara yang lebih kognitif. Mereka mulai menyadari bahwa orang lain dapat merasakan hal yang berbeda dari mereka dan mulai merespons berdasarkan pemahaman ini.

3. Empati emosional (usia sekolah dasar): Di tahap ini, anak-anak mulai mengalami perasaan orang lain lebih mendalam dan menyadari kompleksitas emosi yang dialami orang lain, bukan hanya reaksi spontan terhadap emosi tersebut. Anak-anak mulai belajar untuk merespons secara emosional dan lebih memperhatikan keadaan orang lain.

4. Empati moral (remaja dan dewasa): Pada tahap perkembangan ini, individu tidak hanya merasakan perasaan orang lain, tetapi juga mulai menilai situasi moral dan membuat keputusan berdasarkan empati yang lebih mendalam, seperti keadilan dan kebutuhan untuk membantu orang lain yang sedang menderita.

Hoffman berpendapat bahwa empati berkembang secara bertahap dan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti interaksi sosial dan pengalaman hidup.

Hoffman menyatakan bahwa moralitas yang hanya berlandaskan pada empati saja tidak akan adil dalam kelompok manusia yang besar dan beragam serta akan menimbulkan bias dan konflik . Untuk hidup bersama secara damai, Hoffman menegaskan bahwa empati harus tertanam dalam prinsip-prinsip moral, yang menjadi pokok bahasan bagian kelima buku ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun