Bukan Cristiano Ronaldo, bukan pula Deco, melainkan Pepe dan gelandang pengganti Raul Meireles pahlawan Portugal dalam laga perdana mereka di panggung Piala Eropa 2008. Berkat gol yang diceploskan Pepe menit ke-61 dan Meireles saat injury time, Portugal memetik poin penuh dengan menaklukkan Turki 2-0 (0-0) pada laga Grup A di Stadion Stade de Geneve, Geneva, Swiss, Sabtu (7/6). [caption id="attachment_98659" align="alignleft" width="2592" caption="Jelang kickoff Portugal vs Turki pada penyisihan Grup A Piala Eropa 2008 di Stade de Geneve, Geneva, Swiss, 7 Juni 2008. Di barisan tim Portugal (kiri), Cristiano Ronaldo berdiri paling kiri. sedang Pepe berdiri nomor sembilan dari kiri. (Foto: MH SAMSUL HADI)"][/caption] Pepe pada dasarnya adalah seorang bek. Namun, naluri menyerang pada dirinya mendidih setelah gempuran rekan-rekannya di depan berkali-kali mentah. Dengan perhitungan yang tepat, ia naik dan mendapat momentum pas saat striker dan kapten Nuno Gomes menyodorkan umpan terobosan padanya. Ia bergerak menusuk kotak penalti Turki dan membelah kawalan dua bek Turki sebelum menceploskan tendangan yang menggetarkan gawang lawan. Itu bukan satu-satunya bola Pepe yang menerjang gawang kiper Volkan Demirel. Pada menit ke-16, tandukannya gagal dijinakkan Demirel, tetapi gol itu dianulir wasit Herbert Fandel (Jerman). Beberapa saat sebelum peluit akhir berbunyi, Meireles menggandakan kemenangan Portugal menjadi 2-0. Dengan kemenangan ini, Portugal untuk sementara memimpin klasemen Grup A. Pada laga sebelumnya, juga di Grup A, Ceko menang tipis 1-0 atas tuan rumah Swiss. Bagi Turki, ini kekalahan ketiga dari Portugal di ajang Piala Eropa atau kekalahan kedua mereka dari Pelatih Luiz Felipe Scolari. Di Piala Eropa 1996, "Seleccao" memukul Turki 1-0 di penyisihan grup lewat gol Fernando Couto. Lalu, pada Piala Eropa 2000, mereka kembali menjinakkan Turki 2-0 lewat dua gol yang diborong Nuno Gomes. Sementara dari Pelatih Scolari, Turki pernah kalah di semifinal Piala Dunia 2002. Saat itu, Scolari masih menangani Brasil yang belakangan menjadi juara dunia tahun tersebut. Seusai laga, para suporter Portugal diliputi eforia. Eforia itu bahkan terasa sebelum beberapa menit sebelum wasit meniup peluit panjang ketika tim mereka masih menang 1-0. Sambil mengiringi menit-menit terakhir, mereka kompak bertepuk tangan. Legendaris sepak bola Portugal Eusebio berada di antara ribuan suporter Portugal. Sebaliknya, para suporter Turki hanya bisa terdiam, meratapi kekalahan tim mereka. Agresif Tampil dengan formasi andalannya, 4-2-3-1, Portugal lebih agresif dan memaksimalkan pemain sayap untuk mendobrak pertahanan Turki. Namun, serangan mereka terlalu bertumpu pada pemain sayap kiri Simao dan tidak diimbangi gempuran dari sayap kanan. Itu pun tidak didukung ketajaman Simao dalam membidik gawang Turki maupun dalam mengumpan. Ia memiliki kesempatan bagus di babak pertama saat ia menerobos ke jantung pertahanan lawan dan membombardir gawang Turki. Kiper Turki Volkan Demirel selamat dari ancaman karena tendangan Simao melambung. Peluang gol Portugal lainnya berasal dari tendangan bebas Cristiano Ronaldo yang menerpa tiang kiri gawang Demirel. Pada menit ke-16, tandukan bek Pepe sempat menggetarkan gawang tim asuhan Pelatih Fatih Terim. Namun, gol itu dianulir wasit Herbert Fandel (Jerman). Turki yang juga menempatkan satu ujung tombak utama Nihat Kahveci awalnya lebih banyak menunggu dan hanya cenderung mengandalkan bola-bola mati. Namun, pada paruh kedua babak pertama mereka mulai berani bermain lebih terbuka. Kendati memainkan pola dasar 4-3-2-1, Turki sering menyiapkan empat striker yang duel satu lawan satu melawan empat bek Portugal. Selain Kahveci dan dua pemain sayap, Tuncay Sanil (kiri) dan Mevlut Erdinc (kanan), gelandang kanan Kazim Kazim juga sering ikut naik menekan. Menit ke-49, Kahveci terjatuh di kotak penalti saat mengolah bola. Para suporter Turki, yang memadati tribune selatan, telah berteriak girang karena merasa timnya mendapat hadiah penalti. Salah satu wartawan Turki di tribune media juga ikut terpekik. Namun, wasit Fandel meyakini Kahveci melakukan diving. Tak lama kemudian, giliran para pendukung Portugal tertahan nafasnya ketika sontekan Nuno Gomes mengenai tiang kanan gawang Turki. Malam itu rupanya bukan milik Gomes. Tak lama setelah Pepe mencetak gol, ia mendapat umpan lambung Ronaldo dari sisi kiri lapangan. Ia berhasil menanduk bola, tetapi bola hanya membentur mistar gawang Portugal yang dikawal Ricardo. Ronaldo batal kapten Salah satu hal menarik lainnya dari pertandingan tersebut adalah soal ban kapten. Sebelum digantikan Nani menit ke-69, Gomes menyandang ban kapten. Striker veteran itu lebih dipercaya Scolari memimpin rekan-rekannya daripada Ronaldo. Beberapa waktu lalu, Scolari pernah memberi kepercayaan kapten pada Ronaldo. Akan tetapi, pelatih asal Brasil itu melihat laga pertama mempunyai beban tersendiri dan lebih memercayai Gomes. Pada Piala Eropa 2004, saat menjadi tuan rumah, Portugal kalah 1-2 dari tim kejutan Yunani. Ronaldo baru menjadi kapten setelah Gomes ditarik keluar. Terlepas dari soal itu, penampilan Ronaldo terlihat tidak dalam bentuk terbaiknya. Ia sempat mencetak satu peluang gol lewat tendangan bebas dan memberi umpan Gomes, tetapi secara keseluruhan ia belum mampu mentransfer kemampuannya di klub ke dalam tim nasional. Ia beberapa kali gagal melewati hadangan pemain-pemain Turki dan gagal memanfaatkan peluang. Beberapa kali Cristiano Ronaldo harus menangkupkan kedua telapak tangannya di wajahnya. Meski begitu, di babak penyisihan ia masih memiliki kesempatan untuk lebih bersinar lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H