Mohon tunggu...
Mh Samsul Hadi
Mh Samsul Hadi Mohon Tunggu... profesional -

Bergabung “Kompas” pada 2002, tiga tahun setelah memulai petualangan di ranah sepak bola. Meliput antara lain Piala Asia 2000 Lebanon; Asian Games 2006 Doha, Qatar; Piala Eropa 2008 Austria-Swiss; Piala Konfederasi 2009 Afrika Selatan; Piala Dunia 2010 Afrika Selatan; Piala Eropa 2012 Polandia-Ukraina. Sejak April 2014, bertugas di Desk Internasional.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Sepotong Cerita "Toast of Wine" Mourinho-Ferguson

25 Desember 2012   19:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:03 1145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1356461887256804196

Pelatih Sir Alex Ferguson langsung melontarkan kelakar begitu mendengar hasil undian bahwa timnya, Manchester United (MU), harus menghadapi Real Madrid di babak 16 besar Liga Champions. "Ya, ini laga terbaik di babak (16 besar) tersebut. Ini kesempatan bagus bagi suporter kami untuk menyaksikan Cristiano (Ronaldo) lagi dan juga bagi kami untuk kembali berjumpa Jose (Mourinho). Saya perlu memesan beberapa minuman anggur (wine) yang bagus!" Pernyataan itu dia lontarkan melalui situs resmi MU. Kalimat terakhir dari komentar tersebut seperti bernada canda, tetapi itu serius. Bukan rahasia lagi, di tengah perseteruan sengitnya dengan Mourinho saat pelatih asal Portugal ini menangani Chelsea, Ferguson hampir selalu melakukan tradisi minum anggur bersamanya seusai laga tim keduanya. Beberapa waktu lalu, saat Real Madrid bertandang ke Manchester City pada laga penyisihan Liga Champions, Mourinho juga menemui Ferguson di Hotel Lowry, Manchester. Bukan minuman anggur yang jadi hidangan pertemuan waktu, melainkan teh. Beberapa tabloid Inggris berspekulasi, dalam pertemuan itu, keduanya membicarakan kemungkinan Ferguson menyerahkan tongkat estafet kepelatihan di Old Trafford pada Mourinho. Kembali ke soal kebiasaan Ferguson berbagi minuman anggur seusai laga. Itu salah satu pelajaran memikat yang dipetik Mourinho dari tradisi Ferguson, sikap respeknya terhadap lawan, dan gaya manajemennya. Pelajaran itu diperoleh Mourinho sebelum ia menjejakkan kaki di Stamford Bridge sebagai pelatih Chelsea. Peristiwa itu terjadi Old Trafford, 9 Maret 2004. Ruang ganti tim Porto di stadion kandang MU itu hiruk-pikuk, agak kacau, dan dilanda euforia pesta-pora kemenangan saat terdengar ketukan di pintu. Saat itu, seluruh pemain dan ofisial Porto merayakan hasil draw 1-1 berkat gol menit-menit akhir Francisco Costinha, sekaligus tiket lolos ke perempat final Liga Champions (Porto menang 2-1 pada leg pertama di Dragao).  Ketika pintu dibuka, berdiri Ferguson dan Garry Neville. "Saat keduanya masuk, semua orang di ruangan terdiam, penuh hormat. Pesta sementara terhenti. Pesta sudah selesai. Dan, ketika Gary Neville berjalan menyalami satu per satu pemain saya, Alex (Ferguson) menyalami saya dan berkata bahwa setelah konferensi pers, saya diundang masuk ke kantornya untuk minum bersama," kata Mourinho, seperti diceritakan Patrick Barclay dalam bukunya "Football - Bloody Hell! The Biography of Alex Ferguson". Mourinho tercengang, antara sulit percaya dan kagum. Undangan minum anggur itu dilayangkan Ferguson saat MU baru saja tersingkir dari Liga Champions. Ia pun teringat pada kenangan pelatih Inggris lainnya, Sir Bobby Robson, yang mempekerjakannya sebagai asisten sekaligus penerjemahnya saat Robson melatih Barcelona. "Saya jadi ingat sesuatu yang pernah diucapkan Bobby ketika kami di Barcelona," kenang Mourinho. "Kami baru saja kalah dalam laga yang seharusnya kami menangkan --itu laga melawan Hercules Alicante--  dan saya begitu terpukul. 'Jangan seperti itu', katanya. 'Cukup pikirkan kegembiraan di ruang ganti Hercules. Jika kamu memikirkan itu, kamu tidak akan terlalu bersedih. Kamu akan ikut merasakan sedikit kegembiraan orang lain." Sejak peristiwa itu, Mourinho bertekad mengikuti jejak Ferguson untuk berbagi minum anggur setiap usai laga melawan MU. Mourinho langsung mencobanya pada laga pertamanya sebagai Pelatih Chelsea melawan MU di Stamford Bridge, lima bulan kemudian. Setelah laga yang dimenangkan timnya 1-0, ia mengundang Ferguson masuk ke kantornya di Bridge meski debutnya sebagai pihak pengundang dalam "toast of wine" itu agak menggelikan. Saat itu, ia hanya menyuguhkan sebotol anggur merah murahan, Argentine Shiraz. Mourinho tahu, itu sebuah kesalahan yang tidak boleh terulang lagi. Sejak itulah, "toast of wine" menjadi tradisi yang tak terlewatkan di antara Mourinho dan Ferguson, mengiringi pertandingan di antara tim keduanya. Siklusnya selalu hampir sama: perang kata-kata di media, lalu tim keduanya bertarung di lapangan, dan kemudian --menang, kalah, atau seri--  berakhir dengan "toast of wine" di ruangan kantor salah satu dari mereka. Dalam beberapa hal, bahkan tradisi minum anggur bersama itu menjadi "persaingan" tersendiri di antara keduanya. "Dia telah memulainya. Dia selalu menyiapkan sebotol (anggur) di kantornya. Sehingga, saya memutuskan --agar bukan dia saja yang menyiapkan minuman anggur--  untuk membawa sendiri sebotol anggur yang bagus, anggur buatan Portugal," kata Mourinho. "Dan begitulah dimulai persaingan. Siapa yang akan membawa sebotol anggur terbaik? Siapa yang menyiapkan sebotol anggur paling mahal? Dia biasa membawa minuman anggur buatan Bordeaux yang bagus, saya membalasnya selalu dengan minuman anggur buatan Portugal, dan begitulah hingga seterusnya." Dari cerita inilah, kita bisa memahami pernyataan Ferguson, "I'll need to order some good wine!", saat mendengar timnya bakal menghadapi Real Madrid pada 16 besar Liga Champions: 13 Februari 2013 di Santiago Bernabeu dan 5 Maret 2013 di Old Trafford. Pertanyaannya, apakah pada dua tanggal itu Mourinho masih berstatus Pelatih Real Madrid? Spekulasi tentang status Mourinho di Madrid bergulir dan berubah sangat cepat. Keputusan Mourinho membangkucadangkan kiper dan kapten Iker Casillas saat Real kalah 2-3 dari Malaga pada Liga Spanyol di Stadion La Rosaleda, Sabtu (22/12), menghasilkan efek bola salju yang menggelinding deras yang baru akan berhenti di satu titik: terdepaknya Mourinho dari Bernabeu. Hari Senin (24/12), sehari menjelang Natal, harian olahraga "Marca" mempublikasikan hasil jajak pendapat yang diikuti hampir 100.000 responden melalui edisi online-nya. Pertanyaannya: apakah Real Madrid harus memecat Mourinho? Sebanyak 82 persen dari mereka menjawab: YA! Sebelum "Insiden La Rosaleda" terjadi, sudah santer beredar spekulasi bahwa Mourinho tidak akan bertahan di Bernabeu pada akhir musim ini. Tabloid-tabloid Inggris bahkan sudah membeberkan ulasan bahwa duel Liga Champions, Madrid versus MU nanti, menjadi semacam gladi bersih Mourinho sebelum menggantikan Ferguson. Berbagai spekulasi terus beredar, mulai dari yang spekulasi liar bahwa  tindakan Mourinho membangkucadangkan Casillas sudah dirancang sedemikian rapi untuk memuluskan jalan hengkang dari Bernabeu, hingga yang agak lunak bahwa Mourinho kini sudah tidak peduli lagi seandainya dipecat Real Madrid. Andaikata spekulasi itu benar bahwa Mourinho akan diputus kontrak sebelum duel 16 besar Liga Champions, siapa yang bakal mengisi posisinya? Hingga menjelang pergantian tahun ke 2013, pertanyaan itu masih sulit dijawab manajemen Real Madrid. Beberapa figur yang pernah dimunculkan, seperti Pelatih Jerman Joachim Loew, Rafael Benitez, atau Arsene Wenger, hampir mustahil masuk Bernabeu di pertengahan musim. Walhasil, di tengah berbagai spekulasi tersebut, Ferguson rasanya tidak perlu membatalkan pesanan beberapa botol minuman anggur terbaiknya. Begitu kan, Sir?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun