Mohon tunggu...
Mh Samsul Hadi
Mh Samsul Hadi Mohon Tunggu... profesional -

Bergabung “Kompas” pada 2002, tiga tahun setelah memulai petualangan di ranah sepak bola. Meliput antara lain Piala Asia 2000 Lebanon; Asian Games 2006 Doha, Qatar; Piala Eropa 2008 Austria-Swiss; Piala Konfederasi 2009 Afrika Selatan; Piala Dunia 2010 Afrika Selatan; Piala Eropa 2012 Polandia-Ukraina. Sejak April 2014, bertugas di Desk Internasional.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Jangan Ragu, Milik Afrika Selatan

11 Juni 2010   04:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:36 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sudah menyiapkan cemilan untuk mengiringi "tadarus sepak bola", yang dimulai Jumat malam nanti? "Tadarus" itu akan dimulai lewat duel Afrika Selatan versus Meksiko. Seperti apa kira-kira laga itu bakal berjalan? [caption id="attachment_164182" align="alignright" width="342" caption="Kru televisi di Stadion Soccer City menyiapkan peralatan kamera untuk siaran langsung Piala Dunia 2010. (Foto: Mh Samsul Hadi"][/caption]

Afrika Selatan sepertinya akan mampu mengimbangi Meksiko pada laga pembuka Piala Dunia 2010 di Stadion Soccer City, Johannesburg, pukul 21.00 malam nanti. Atmosfer dalam tim, bahkan seluruh penjuru negeri tuan rumah, mendukung ke arah itu. Jika bukan poin penuh, seperti diharapkan suporter dan Presiden Jacob Zuma, tim berjuluk "Bafana-Bafana" itu berpeluang mencuri satu poin.

Sejak dua hari menjelang kick off, suasana kota Johannesburg diselimuti optimisme bahwa Afrika Selatan (Afsel) bisa membuat kejutan dan berpotensi menjadi salah satu dari dua tim wakil Grup A yang lolos ke babak 16 besar. Rabu lalu, puluhan ribu suporter tuan rumah tumpah ruah di kawasan Sandton, kompak dalam satu tarikan nafas bertema "United for Bafana-Bafana."

Peristiwa itu tak ubahnya pertemuan akbar sebagai ajang deklarasi seluruh warga Afsel --tanpa pandang warna kulit, usia, atau primordial kesukuan-- untuk "100 persen mendukung Steven Pienaar dan kawan-kawan". Faktor dukungan suporter, yang siap memekakkan seisi stadion berkapasitas 90.000 penonton dengan tiupan vuvuzela itu, turut menentukan hasil laga pembuka nanti.

Satu hal yang kian melecut semangat tanding pemain Afsel, yakni kehadiran tokoh perdamaian dan mantan Presiden Nelson Mandela pada laga pembuka, yang baru akan diputuskan Jumat pagi ini. "Kehadirannya saja sudah jadi motivasi besar bagi tim," kata Bernard Parker, striker Afsel.

Mandela, sosok paling berjasa dalam meruntuhkan rezim apartheid dan membawa Afsel negara Afrika pertama tuan rumah Piala Dunia, bakal menjadi tuah mujarab untuk mendongkrak performa "Bafana-Bafana" di lapangan.

Afsel, kini nomor 83 rangking FIFA, memang kalah pengalaman dan teknik individu dari Meksiko yang selalu lolos ke babak 16 besar pada empat Piala Dunia terakhir. Mereka semula juga dipandang sebelah mata --bahkan oleh publik sendiri-dan diprediksi jadi tuan rumah Piala Dunia pertama yang tersingkir di penyisihan grup.

Namun, pandangan itu berubah sejak muncul peningkatan dramatis performa "Bafana-Bafana" enam bulan terakhir. Setelah dibesut pelatih Brasil Carlos Alberto Parreira mulai November lalu, Afsel tidak terkalahkan dalam 12 laga terakhir, termasuk menang kemenangan 1-0 atas Denmark pada uji coba terakhir pekan lalu.

Parreira, yang Jumat ini menorehkan sejarah sebagai pelatih pertama di enam Piala Dunia, berhasil menyuntikkan moral "tidak takut siapa pun" pada timnya. "Siapa pun kini respek pada kami. Saya yakin, tim ini telah memperlihatkan diri siap bertarung di Piala Dunia," kata pelatih yang membawa Brasil juara dunia 1994 itu.

Bukan itu saja, kepercayaan diri pemain Afsel juga terangkat oleh catatan bahwa mereka pernah menyikat Meksiko 2-1 saat menjadi tim tamu pada babak pertama Piala Emas CONCACAF 2005 di Los Angeles, Amerika Serikat. Hasil ini bukti, Afsel bukan lagi seperti tim yang dengan mudah ditaklukkan Meksiko 0-4 dan 2-4 pada dua ajang berbeda tahun 1993 dan 2000.

Berbekal semua itu, Afsel bertekad menghadirkan kejutan, seperti pernah dibuat dua tim wakil Afrika lainnya pada laga pembuka Piala Dunia 1990 saat Kamerun menekuk Argentina dan 2002 ketika Senegal menjungkirkan Perancis. Padahal, Argentina dan Perancis saat itu berstatus juara bertahan.

Meksiko "full team"

Namun, tentu saja, tidak mudah bagi Afsel untuk mewujudkan harapan tersebut. Bukan hanya karena mereka lemah di lini depan, tetapi juga karena di bawah Pelatih Javier Aguirre Meksiko bakal tampil penuh (full team) dengan kombinasi pemain berpengalaman dan pemain muda.

Pemain Meksiko telah ditempa dalam beberapa uji coba melawan tim-tim tangguh, seperti Belanda, Inggris, dan juara bertahan Italia. Mereka kalah 1-2 dari Belanda dan 1-3 dari Inggris, tetapi memukul Italia 2-1. Bintang mereka, bek Rafael Marquez, diperkirakan bisa tampil starter setelah sembuh dari cedera kaki kiri dan berlatih normal sejak Senin lalu.

Begitu juga striker Guillermo Franco, salah satu barisan pemukul tim Meksiko, yang siap tampil berduet dengan pemain baru Manchester United, Javier Hernandez. Pelatih Aguirre juga memiliki opsi bermain dengan pola 4-5-1 dengan menumpuk di lini tengah para pemain bertalenta, seperti Giovani dos Santos, Israel Castro, Gerardo Torrado, Andres Guardado, dan pemain veteran Cuauhtemoc Blanco.

"Tuan rumah mungkin unggul kemampuan fisik atas Meksiko, tetapi dalam keterampilan mengolah bola kami bisa menyuguhkan ancaman bagi mereka," kata Guardado. Lini belakang mereka bertumpu pada kapten Rafael Marquez dan Ricardo Osorio di sentral pertahanan, serta Carlos Salcido dan Efrain Juarez di sisi kiri-kanan, dengan kiper Guillermo Ochoa di bawah mistar gawang.

Salah satu kekuatan Meksiko adalah kemampuan mereka melepaskan serangan balik cepat dan mematikan. Mereka juga bisa memanfaatkan salah titik lemah tuan rumah dalam mengantisipasi serangan bola-bola mati, seperti diperlihatkan bek dan kapten Afsel Aaron Mokoena bersama Siboniso Gaxa, Bongani Khumalo, dan Tsepo Masilela di lini belakang.

Seperti halnya Afsel, tim berjuluk "El Tri" lemah dalam penyelesaian akhir. Pertarungan di lini tengah bakal ketat, apalagi jika Parreira juga memainkan 4-5-1 dengan kekuatan gelandang seperti Pienaar, Teko Modise, Reneilwe Letsholonyane, Siphiwe Tshabalala, dan Kagisho Dikgacoi atau Thanduyise Khuboni. Dari merekalah, striker Katlego Mphela berharap memperoleh pasokan bola. Tidak tertutup kemungkinan, laga berakhir imbang.

Perkiraan formasi pemain

Afrika Selatan (4-5-1):

Kiper: Itumeleng Khune

Belakang (dari kiri ke kanan): Siboniso Gaxa, Aaron Mokoena (kapten), Bongani Khumalo, Tsepo Masilela

Tengah: Steven Pienaar, Kagisho Dikgacoi, Reneilwe Letsholonyane, Siphiwe Tshabalala, Teko Modise

Depan: Katlego Mphela

Meksiko (4-5-1):

Kiper: Guillermo Ochoa

Belakang (kiri ke kanan): Carlos Salcido, Rafael Marquez (kapten), Ricardo Osorio, Efrain Juarez

Tengah: Andres Guardado, Gerardo Torrado, Cuauhtemoc Blanco, Israel Castro, Giovani dos Santos.

Depan: Guillermo Franco

Wasit: Ravshan Irmatov (Uzbekistan)

Head-to-head kedua tim

- 6 Oktober 1993: Meksiko vs Afsel --- 4-0 (0-0) - di Los Angeles (AS) - laga persahabatan

- 7 Juni 2000: Meksiko vs Afsel --- 4-2 (2-0) - di Dallas (AS) - Piala Amerika Serikat 2000

- 8 Juli 2005: Afsel vs Meksiko --- 2-1 (2-0) - Los Angeles (AS) - Piala Emas CONCACAF 2005

-------------------

* Tulisan ini dimuat di Harian "Kompas" edisi Jumat, 11 Juni 2010.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun