Pada awal penampilannya di turnamen ini, Torres lebih berperan sebagai pengumpan ketimbang penuntas serangan. Ini diakui David Villa, rekannya yang mencetak hat-trick melawan Rusia di penyisihan. Ketika namanya melambung berkat hat-trick itu, Villa menyebut itu berkat jasa Torres yang memberi dua umpan matang.
Di tengah penampilannya yang tidak stabil itu, Torres tetap dianggap pemain berbahaya yang selalu menebar teror di kotak penalti lawan. "Torres sangat berbahaya, terutama jika membawa bola. Dia memiliki kecepatan yang luar biasa," ujar Joachim Loew, Pelatih Jerman.
"Kecepatan adalah kelebihannya. Dia juga sangat bertenaga, berani dalam duel, dan ekselen," tambah Andy Roxburgh, Direktur Teknik UEFA, yang bersama delapan pengamat bola lainnya memasukkan Torres dalam Tim Bintang Piala Eropa 2008. Dalam bentuk permainan yang di bawah standarnya ia masih dianggap berbahaya, apalagi jika ia tampil dalam penampilan terbaik.
Sehari menjelang partai final yang tidak akan dihadiri David Villa yang cedera, Torres berjanji kepada wartawan untuk mencetak gol. Dan ia menepati janji itu. Gol tersebut adalah gol ke-17 yang dicetak Torres dari 53 penampilan timnas senior. "Saya gembira bisa mencetak gol. Tugas striker adalah mencetak gol. Saya gembira bisa melaksanakan tugas itu," ujar pemain berusia 24 tahun itu.
Memimpikan juara dunia
Bagi Torres, gelar juara Eropa saat ini adalah gelar pertamanya bersama timnas senior di turnamen besar walaupun itu bukan hal baru baginya pada level junior. Ia, misalnya, mencetak gol penalti yang memenangkan Spanyol 1-0 atas Perancis di final Kejuaraan Eropa Di Bawah Usia 16 Tahun (U-16) tahun 2001.
Dua belas bulan kemudian, ia kembali mencetak gol tunggal kemenangan Spanyol 1-0 atas Jerman pada final Kejuaraan Eropa Di Bawah Usia 19 Tahun (U-19). "Namun, (Piala Eropa) ini gelar terpenting setelah Piala Dunia. Saya akan nikmati kemenangan ini. Mimpi itu telah menjadi kenyataan. Ini gelar pertama kami. Saya masih menginginkan banyak gelar lagi. Kami kini ambisius untuk menghadapi Piala Dunia," papar Torres.
Penampilan cemerlang Torres di partai pamungkas Piala Eropa 2008 itu dipastikan semakin menguatkan tekad klubnya, Liverpool, untuk mempertahakan posisinya di Anfield. Torres diboyong Liverpool dari Atletico Madrid musim 2007-2008 dengan transfer 20 juta poundsterling (sekitar Rp 340 miliar), angka transfer termahal dalam sejarah Liverpool.
Ia membayar lunas harga mahal itu dengan memberi Liverpool 24 gol di ajang Liga Primer musim ini, sebuah rekor gol bagi pemain asing dalam musim pertamanya di kompetisi Liga Inggris. Dengan koleksi gol itu, ia menjadi pemain Liverpool pertama yang mengoleksi lebih dari 20 gol setelah Robbie Fowler pada musim 1995-1996.
Total gol yang diberikan Torres untuk Liverpool di semua kompetisi musim ini adalah 33 gol, melebihi prestasi mantan ikon klub itu, Michael Owen, dalam mengoleksi gol satu musim. Saat ini Chelsea dikabarkan ngebet untuk memilikinya dengan tawaran harga yang berlipat ganda, 50 juta poundsterling (Rp 850 miliar).
Namun, dengan penampilan cemerlangnya di final Piala Eropa 2008, Minggu lalu, hanya klub bodoh yang mau menjual Torres. "Ini musim fantastis bagi saya, di Liverpool maupun tim nasional. Saya masih menginginkan banyak gelar lagi. Saya ingin menjadi yang terbaik di Eropa," demikian tekad Torres.*