Panie sedzio, panski dom juz plonie (Bapak Wasit, rumah Anda sudah terbakar). Kalimat yang terpampang di situs-situs Polandia itu ditujukan pada wasit Inggris Howard Webb yang memimpin partai Grup B, Austria versus Polandia, di Stadion Ernst-Happel, Wina, Kamis (12/6) lalu. Gambar lain menayangkan foto setengah badan Webb dengan pesan, ”WANTED: dead or live. Reward $ 50000”.
Pada foto lain, Webb digambarkan berdiri di samping bola dengan membawa kertas bertuliskan ”CORNER 50 €, FAUL 150 €, PENALTY 300 €”. Gambar lain lebih sadis: kepala Webb yang lebam dan ditempel pisau. Semua itu potret kegeraman publik Polandia atas kepemimpinan Webb pada laga Austria versus Polandia.
Foto-foto itu dimuat pada harian Inggris, The Times, edisi Sabtu (14/6). Laga Austria versus Polandia, seperti kita tahu, berakhir imbang 1-1. Gelandang naturalisasi dari Brasil, Roger Guerreiro, mencetak gol untuk Polandia menit ke-30. Publik Polandia bersiap-siap pesta hingga larut malam saat Webb tiba-tiba menunjuk titik putih pada menit ke-93.
Wasit berusia 36 tahun itu menilai, gelandang Polandia Mariusz Lewandowski menahan dan menarik baju bek Austria Sebastian Proedl di kotak penalti Polandia. Pemain tertua di Piala Eropa 2008 itu sukses mengeksekusi penalti. Skor berakhir 1-1 dan Polandia kehilangan kemenangan pentingnya dalam beberapa detik.
Seluruh publik Polandia dibakar amarah menyala-nyala. Keesokan harinya, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengaku sempat berpikir untuk membunuh Webb. Peristiwa ini adalah efek dari sebuah keputusan wasit dalam pertandingan sepak bola. Di abad di mana sepak bola sudah menjadi ”agama”, sepak bola sangat memengaruhi roda kehidupan sehari-hari.
Memasuki pekan kedua Piala Eropa 2008, publik tak lagi hanya berbicara keindahan total football tim Belanda, gol-gol indah Lukas Podolski, Zlatan Ibrahimovic, Wesley Sneijder, atau hat-trick David Villa. Dunia kini dihadapkan pada topik baru seputar kepemimpinan wasit. Sosok pengadil di tengah lapangan yang keputusannya nyaris dianggap mutlak ”benar 99,9 persen”.
Kontroversi wasit
Ini tak dapat dihindari karena keputusan demi keputusan wasit yang kontroversial terus bermunculan. Diawali soal gol striker Belanda Ruud van Nistelrooy, lalu keputusan penalti Howard Webb, dan terakhir keputusan wasit Norwegia Tom Henning Ovrebo saat memimpin laga Grup C, Italia versus Romania, di Zurich, Jumat lalu.
Striker Italia Luca Toni mencetak gol, tetapi dianulir karena dianggap offside. Padahal, dari tayangan ulang televisi Toni tidak offside. Aturan soal offside ini memang seringkali banyak diperdebatkan. Dalam kasus gol Van Nistelrooy, misalnya, yang berpandangan itu offside berpegang pada pemahaman bahwa bek Christian Panucci tidak terlibat dalam permainan. Ia sedang tergolek dua meter di luar garis gawang.
Aturan FIFA tidak memberikan referensi soal kejadian semacam itu. Pada aturan versi Federasi Sepak Bola Amerika Serikat, peristiwa itu memiliki rujukan. ”Bek yang meninggalkan lapangan sepanjang permainan berlangsung dan tidak kembali masuk dianggap masih aktif,” begitu kira-kira singkatnya aturan versi Federasi Sepak Bola Amerika Serikat.
Dari sudut pandang aturan itu, gol Van Nistelrooy sah. Persoalannya, semua tahu bahwa partai itu terjadi di Swiss, bukan di Amerika Serikat. Dan, seperti biasa, Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) mendukung keputusan wasit, termasuk keputusan Webb. Mana yang benar dan mana yang salah, yang pasti skor Italia versus Belanda, Italia versus Romania, dan Austria versus Polandia final!
Kasus wasit salah
Terlepas dari otoritas mutlak yang dimilikinya, wasit juga manusia yang bisa benar, tetapi juga bisa salah. Sejarah sepak bola mencatat deretan keputusan-keputusan wasit yang salah. Salah satu yang banyak dikenang adalah kasus gol ”tangan Tuhan” Diego Maradona. Ia mencetak gol dengan tangan, tetapi tetap disahkan oleh wasit Tunisia, Ali Bennaceur. Masih ada beberapa kasus lain.
Memasuki pekan kedua Piala Eropa 2008, sorotan dan tekanan pada wasit-wasit yang bertugas bakal semakin meningkat. Maklum saja, turnamen tengah memasuki fase-fase krusial dan menentukan tim mana yang lolos ke perempat final: Turki atau Ceko, Jerman atau Polandia atau bahkan Austria, Romania atau Perancis atau Italia?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H