Jerman lolos dari lubang jarum dan siap mengeksploitasi potensi mereka sebagai tim spesialis turnamen. Mereka melaju ke perempat final dari penampilan pada babak grup yang kurang meyakinkan dengan memukul tuan rumah Austria 1-0 (0-0) di Stadion Ernst-Happel, Wina, Austria, Senin (16/6).
Kapten Michael Ballack penentu kemenangan tim ”Panser” melalui tendangan bebas menit ke-49. Tak satu pun pemain Jerman mendapat hukuman kartu pada laga tersebut, tetapi justru Pelatih Joachim Loew diusir dari area bangku tim. Bersama Pelatih Austria Josef Hickersberger, ia menjadi penonton biasa sejak menit ke-43.
Jerman lolos sebagai runner-up Grup B dan akan menghadapi juara Grup A Portugal di Basel, Kamis besok. Austria dan Polandia tersingkir. Di Klagenfurt pada jam sama, Polandia dipukul Kroasia 0-1 (0-1). Kroasia menjadi juara grup, selalu menang dalam tiga laga penyisihan, dan akan melawan Turki di Wina, Jumat lusa.
Dengan tersingkirnya Austria, praktis tak ada lagi dua tim tuan rumah di turnamen ini. Swiss sudah lebih dulu tersingkir setelah ditaklukkan Turki 1-2. Ini untuk ketiga kali sejak Piala Eropa digulirkan tahun 1960 tim tuan rumah tersingkir di babak grup. Tim tuan rumah pertama yang tersingkir di penyisihan adalah Belgia saat menjadi tuan rumah bersama Belanda tahun 2000.
Meski tersingkir, tidak ada atmosfer kesedihan di Wina sepanjang Senin malam itu. Di stasiun kereta bawah tanah Praterstern, suporter Austria dengan ceria melambai-lambaikan benderanya ke arah suporter Jerman. Pemandangan itu juga terlihat di kompleks St Stephen Cathedral (Stephansdom), bangunan bersejarah yang dibangun tahun 1444-1447 di jantung Kota Wina.
Seorang perempuan berusia 20 tahun dilaporkan meninggal di salah satu zona suporter (fan zone) karena serangan jantung, tetapi itu terjadi sekitar pukul 21.00 waktu setempat atau sebelum Ballack mencetak gol. Austria, tim peserta dengan rangking FIFA terbawah (92), menempati posisi ketiga Grup B: dipukul Kroasia 0-1, seri 1-1 dengan Polandia, dan terakhir menyerah 0-1 dari Jerman.
Dua pelatih diusir
Tiket perempat final itu didapat Jerman dengan tidak mudah. Disaksikan langsung Kaselir Jerman Angela Markel, Ballack dan kawan-kawan kesulitan membongkar pertahanan Austria. Mereka berkali-kali membangun serangan, tetapi jarang mengancam gawang. Kesempatan terbaik datang menit ke-5 ketika striker Miroslav Klose menyodorkan umpan matang ke Mario Gomez.
Bola sebenarnya tinggal butuh sekali disontek untuk membuahkan gol. Akan tetapi, Gomez kebingungan, lalu bola melambung di mulut gawang sebelum dibuang dengan tandukan kepala Gyoergy Garics. Serangan demi serangan menit berikutnya, tetapi tak satu pun mematikan.
Lukas Podolski, tetap di posisi gelandang kiri, melepaskan tendangan menyusur tanah tetapi diblokir kiper Austria Juergen Macho. Sebagai tim yang awalnya paling difavoritkan, Jerman sama sekali belum memperlihatkan kelasnya. Yang menonjol di babak pertama adalah diusirnya pelatih kedua tim, Joachim Loew (Jerman) dan Josef Hickersberger, dari bangku tim (bench) masing-masing.
”Saya dan Hickersberger hanya ingin menenangkan wasit cadangan,” tutur Loew yang sempat ditenangkan Merkel sesampai di tribun VIP. ”Saya tidak keluar dari area tempat memberi instruksi. Kami hanya menjelaskan pada wasit cadangan itu, kami hanya memberi instruksi.”
Saat turun minum, Loew sempat muncul sebentar di ruang ganti pemain, tetapi menyerahkan kendali tim pada asistennya, Hansi Flick, termasuk memberikan keterangan pers seusai laga. Komisi Disiplin UEFA menunggu laporan wasit Manuel Mejuto Gonzalez (Spanyol) terkait insiden itu sebelum memutuskan apakah Loew bisa memimpin timnya di perempat final atau tidak.
Merendah lawan Portugal
Terlepas dari insiden itu, satu gol Ballack lebih dari cukup untuk meloloskan Jerman ke perempat final. Ini pertama kali Jerman lolos dari penyisihan grup Piala Eropa sejak mereka juara Eropa 1996. Namun, lolos sebagai runner-up jelas di luar skenario mereka karena harus bertemu lebih dini dengan Portugal.
Di Piala Dunia 2006, Jerman menaklukkan Portugal 3-1 dalam perebutan peringkat tiga. Namun, tim Jerman kali berbeda dengan tim yang saat itu ditangani Pelatih Juergen Klinsmann. Di bawah Loew, skuad Panser kehilangan determinasi, permainan kolektif, dan tenaga saat tampil di Piala Eropa 2008.
”Portugal mungkin lebih favorit, sementara kami ganti peran yang berbeda (underdog) dan siapa tahu, mungkin itu menguntungkan kami,” ujar Ballack. Selama ini, Jerman dikenal sebagai tim spesialis turnamen. Seperti mesin diesel, mereka lambat panas di awal, tetapi permainan cenderung memuncak pada laga-laga berikutnya hingga muncul ungkapan ”Jangan pernah mencoret nama Jerman.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H