Jika ditanya, krisis yang paling parah menjangkiti negara hari ini? Maka bagi saya, mungkin krisis membaca warga negara Indonesia. Tidak usah malu untuk mengakui kita memang negara dengan tingkat membaca yang paling rendah di dunia. Entah apa faktornya. Mungkin beragam dan akan terlalu panjang untuk diurai secara keseluruhan. Oleh karena itu, di artikel ini saya hanya mengambil satu faktor yang sering dijadikan alasan untuk tidak membaca buku.
Saya seringkali menanyai teman seangkatan dan adik tingkat, baik di organisasi ekstra (HMI) maupun teman di kelas. "Akhir-akhir ini lagi baca buku apa?". Jawaban mereka beragam, ada yang pura-pura sedang baca buku ini-itu, tapi ketika ditanyai bukunya tentang apa, atau siapa penulisnya saja tidak tau. Ini adalah tipe orang atau junior yang biasanya 'ga enakan', jadi sengaja bohong, entah alasanya biar apa. Dan yang paling sering saya temui adalah kategori yang mengaku lagi sibuk jadi tidak punya waktu untuk membaca. Entah sedang sibuk persiapan ujian, menyiapkan acara di kampus, atau merencakan ikut lomba, sehingga waktu dan fokus mereka tidak bisa dialokasikan untuk membuka lembaran kertas.Â
Untuk mengatasi masalah itu, saya punya satu tips yang sudah saya coba selama kurang lebih selama setahun kebelakang. Metode ini saya namakan 3x30. Metode tiga kali tiga puluh artinya saya membaca 3 kali dalam sehari, dengan durasi di tiap kali membaca selama 30 menit.Â
Metode ini sangat tepat bagi mereka yang beralasan sibuk sehingga tidak memiliki alokasi waktu yang cukup untuk membaca.Â
Pertama, ketika di pagi hari, saat saya pertama kali membuka mata, saya mengubah perilaku dari membuka menjadi membuka buku. Saya tunda waktu untuk melihat pesan yang masuk dan notifikasi sosial media, kemudian mengalokasikanya untuk memahami susunan kata yang menjadi kalimat, lalu menjadi paragraf, dan lemabaran huruf hitam di kertas putih. Atau bisa juga membiakan diri untuk bangun 30 menit lebih awal dari kebiasan awal, setelah itu hanya dengan meminum air putih untuk menghilangkan rasa sepat dan kering ditenggorokan saya sudah bisa mulai membaca.
Membaca di pagi hari juga baik, karena saat itu otak sedang dalam kondisi terbaiknya setelah istirahat panjang selama beberapa jam.Â
Saya tidak tahu ini ada dasarnya ilmiah atau tidak, tapi dalam pengalamanku, saya lebih mudah mencerna isi kalimat dalam buku saat membaca di pagi hari. Membaca buku selama 30 menit di pagi hari jika dilakukan secara serius di situasi yang tenang, paling sedikit saya bisa menyelesaikan 12-13 lembar buku. Artinya di pagi hari sebelum mandi dan mengecek notifikasi di Hp, saya sudah menyelesaikan bacaan sebanyak 24-26 halaman.Â
Hal yang sama juga saya lakukan di siang hari, apa pun aktivitas di siang hari itu, kecuali kelas, akan saya pakai untuk melanjukan bacaan yang terhenti pagi tadi. Jadi saya membaca buku yang sedang on goin saya baca baca. Ini saya lakukan agar ada perasaan rugi ketika tidak membaca, 'masak udah bawa buku berat tapi ga dibaca, kan eman-eman, nambahi beban wae nek ga dibaca'. Di siang hari mungkin kemampuan membacaku tidak seperti di pagi hari. Karena pasti sebelumnya saya sudah melakukan aktivitas-aktivtas lain yang cukup memakai otak untuk berpikir. Selain itu konsentrasiku tidak seperti di kamar kos, selain ramai juga sulit untuk fokus saat sudah mulai capek. Jadi waktu membaca 15 menit yang saya alokasikan di siang hari, saya biasanya bisa membaca 10 lembar saja atau sama dengan 20 halaman.Â
Terakhir saya membaca di malam hari sebelum tidur. Untuk orang-orang yang punya masalah dengan sulit tidur, sebenarnya membaca buku di malam hari bisa jadi alternatif biar bisa mengantuk, karena pikiran akan fokus ke bacaan. Jadinya perhatian atau ketakutan-ketakutan yang membuatmu sulit tidur bisa terdikstrasi oleh bacaan. Kalau saya, untuk bacaan malam hari sama durasinya dengan pagi dan siang, Â yakni membaca selama 30 menit. Di malam hari meskipun saya telah melalui beragam aktivitas, tapi rasanya kemampuan mencerna kalimat atau bacaan sama baiknya dengan membaca di pagi hari. Saya bisa membaca 24 halaman sebelum tidur.
Jadi secara keseluruhan dalam sehari saya bisa membaca sekitar 70 halaman tanpa harus menganggu aktivitas rutin yang mungkin bersifat wajib. Alasan tidak membaca buku karena sibuk barangkali boleh mencoba cara ini, tapi saya yakin tiap-tiap orang punya metodenya sendiri. Untuk referensi untuk dicoba saya pikir metode 3x30 ini mungkin bisa dijadikan alternatif. Walupun ada konsistensi yang diperlukan agar metode seperti bisa berjalan efektif.Â