*MEROKO ELIT QURBAN SULIT*
Emng berapa sih Data peroko di Indonesia?. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang. wow banyak sekali ya. Dengan 7,4% di antaranya perokok berusia 10-18 tahun di bawah umur lho. Dan, data yang paling mengejutkannya lagi.
Dari sekian banyak dari jumlah  perokok adalah penduduk yang beragama Islam.  Kenapa? Karna penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam hingga mencapai 84,35% penduduk di Indonesia.
Namun sayangnya, hanya segelintir orang yang mampu mengeluarkan uang untuk berqurban. yang sisanya dengan alesan tidak mampu mengeluarkan uang untuk berqurban. Termasuk diri saya sendiri. Tidak mampu mengusahakan diri untuk berqurban tapi selalu mengusahakan diri untuk membeli rokok. Harusnya berhenti merokok untuk bisa berqurban ya.bisakah?coba kita lihat seruan Allah untuk berqurban di QS Al-Kautsar ayat 2 :
Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).
Dengan menggunakan amar atau perintah yanga asalnya perintah itu kewajiban. Namun para ulama berbeda pendapat mengenai amar tersebut karna tidak setiap amar itu wajib . Ada perintah yang hukumnya mubah,seperti perintah makan,yang tertera dalam QS Al A'rop 31. Disitu ada perintah yang hukumnya mubah jadi kalo ngga melaksanakan ngga ada dosa di dalamnya, yang kedua ada perintah yang hukumnya Sunnah. Seperti dalam QS An-Nur ayat ayat 32. perintah untuk menikah yang isi perintanya adalah sunnah. Yang ketiga ada perintah yang hukumnya wajib seperti solat. Seperti firman Allah dalam QS Al-Isro  78-79.perintah wajib melaksanakan sholat. Maka dalam QS Al-Kautsar tersebut berbeda pendapat ulama. menurut Hanafiyah amat disitu hukumnya wajib. Kanba sesuai dengan sabda nabi :
: : ( )
Artinya: "Dari Abu Hurairah, "Rasulullah SAW telah bersabda, barangsiapa yang mempunyai kemampuan, tetapi ia tidak berkurban maka janganlah ia mendekati (menghampiri) tempat shalat kami," (HR Ahmad dan Ibnu Majah).
Apalagi dalam redaksi kalimat menggunakan nun taukid sakilah yang artinya benar benar di tekankan untuk berqurban Bakan jika memang ada keleluasan untuk berqurban kemudian ngga mau berqurban maka jangan mendekati tempat sholat kami kata rosul.
Tapi menurut imam Syafi'i itu hukumnya Sunnah ain atau kifayah.kalo Sunah ain harus atau sunah kesetiap umat Islam untuk melaksanakan qurban.namun jika Sunnah kipayah berarti cukup salah satunya maka menggugurkan dari yang lainya, kedua duanya menganjurkan untuk berqurban. lantas mending beli roko apa nabung buat qurban?ya mending dua duanya.tapi kebanyakan mampu beli roko ngga mampu qurban.
Setelah saya teliti diri saya sendiri yang ngga mampu qurban tapi mampu beli roko,saya coba kalkulasikan uang yang saya gunakan buat beli roko saya selama setahun. Satu hari satu malam saya menghabiskan roko sebanyak satu bungkus atau 12 batang roko dalam sehari. merk roko yang saya beli ngga nentu, tapi seringnya saya beli roko Dji Sam Soe 234,yang harganya 20 ribu. Satu hari jika sepuluh hari saya menghabiskan uang buat beli roko 200 ribu, jika satu bulan 600 ribu, jika satu tahun saya menghabiskan uang untuk bakar roko berarti 7.200.000 wow besar juga ya bisa buat beli hewan qurban yang bagus  bahkan bisa beli dua sekaligus kerna harga kambing sekarang tergantung kualitasnya.ada kambing standar yang beratnya 23-25 kg dengan harga 2.000.000, ada medium dari berat 26-28 kg dengan harga 2.800.000,ada yang premium dari berat 29-35 kg dengan harga 3.500.000,ada yang istimewa dari berat 40 kg lebih dengan harga 5.500.000. itu harga di tahun sekarang.
Ternyata dengan berhenti meroko yang alensan nggak bisa qurban kerna tidak mampu tapi ternyata lebih dari mampu ya bahkan bisa beli dua kambing yang premium sekaligus.
Tapi Kembali lagi kepada pandangan masing-masing dengan pertimbangan mana yang lebih banyak manfaat dan masalah
*Mending berhenti meroko bisa qurban,apa ngerokok terus ngga bisa qurban*
Sekian terimakasih#samsulBahri universitas Hasyim Asy'ari.
