Kegagalan pertama kita ketika membaca biografi orang hebat biasanya adalah ketika kita menuliskan nama kita di bawah nama orang tersebut di halaman pertama buku itu. Tak jarang  kita menjadi kecil dan merasa tidak ada apa-apanya dibanding tokoh tersebut dengan segudang kerja dan prestasi yang dia buat. Lalu saya berpikir, untuk apa sebuah biografi ditulis? Apa fungsi sebuah biografi bagi orang lain yang membacanya?
Baru-baru ini saya membaca Chairul Tanjung: Si Anak Singkong. Beragam biografi dapat anda peroleh dengan gratis di situs http://en.bookfi.org/s/?q=biography&t=0 atau Wikipedia.  Saat ini di toko buku juga sedang marak dijual buku-buku biografi yang dibuat untuk berbagai maksud. Yang menarik adalah biografi tersebut diterbitkan ketika si tokoh masih hidup. Tentu ini sah-sah saja dan memang tidak ada aturan khusus kapan biografi boleh diterbitkan. Mohammad Hatta meminta biografinya (memoir) diterbitkan setelah beliau wafat.
Kembali ke pokok persoalan, apa yang menjadikan sebuah biografi penting dan berguna bagi orang yang membacanya? Menurut sebuah sumber, manfaat tersebut antara lain adalah:
- They allow you to stand on the shoulders of giants. Membaca sebuah biografi memungkinkan kita melihat lebih jauh melalui apa yang sudah dicapai oleh orang-orang terdahulu.
- They remind you that history repeats itself.
- They promote self discovery (inilah yang membedakan sebuah Biografi dengan dengan buku2 self help/how to. Buku buku how to membuat panduan langkah-langkah teknik dan proses, sedangkan biografi tidak seperti itu. sebuah biografi akan menuntun pembaca menemukan ide dan caranya sendiri melalui inspirasi tokoh ataua orang lain. proses penemuan dan pembelajaran ini seringkali lebih memuaskan dan efektif.
- They allow you to see the world in new ways (melihat konteks lain dalam waktu yang berbeda, ambil inspirasi dari orang-orang yang berbeda disiplin ilmu dari pembaca)
- They give you mentors at a distance (mentor jarak jauh). Ketika anda membaca Hatta, Thomas Alva Edison, anda telah masuk ke dalam pikiran mereka dan mendapatkan manfaat dari pengetahuan itu. Ini akan memberikan pembaca saran ketika menghadapi persoalan tertentu dalam seting yang berbeda.
Kita menjadi tahu apa yang mereka baca, tokoh kesukaan mereka yang menjadi inspirasi bagi mereka, kerja keras mereka, kegigihan, keinginan mereka dalam hidup, cara mereka menyelesaikan masalah dan sebagainya. Tentu kita tidak bermaksud mengkopi semua aspek dari kehidupan mereka dan bukan unuk itu sebuah biografi kita baca. Kita menempatkannya sebagai mentor atau guru yang sudah pernah mengalami langsung permasalahan actual di masa lalu. Syukur-syukur minat dan bidang mereka memang sama denganyang  kita geluti. Jika pun tidak, kita bisa mengambil pola dan semangat universal yang dapat kita terapkan seperti yang sudah disebutkan tadi.
Dari seorang Chairul Tanjung misalnya, kita menjadi yakin bahwa seorang entrepreneur bisa diciptakan, tidak dilahirkan. Atau dari seorang Chairil Anwar, kita belajar bahwa keinginan dan kegigihan yang kuat bisa menghasilkan sebuah karya besar dan membuat namanya dikenang.
Gunung Sahari, 04/09/2012/ 16:44 wib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H