Mohon tunggu...
Samsudin Simatupang
Samsudin Simatupang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis kelahiran Palembang pada 13 nopember 1961. Saat ini menjadi anggota PPPSU ( Perkumpulan Penulis Pendidik Sumatera Utara ). Kegiatan sehari hari menulis artikel di Gurusiana Media Guru dan Kompasiana Indonesia, Pemerhati Kegiatan Sosial Kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengenang Peristiwa Cikini yang Memilukan 65 Tahun Lalu

30 November 2022   09:23 Diperbarui: 30 November 2022   09:35 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                   

                                                                         

Peristiwa Cikini 65 tahun lalu tentunya masih membekas. Betapa tidak seorang korban Peristiwa Cikini harus hidup dengan serpihan granat di paru-parunya. Budiono Kartohadiprojo harus rela melepaskan cita-citanya untuk menjadi seorang pilot tempur. Perustiwa itu terjadi pada 30 nopember 1957 saat peresmian Perguruan Cikini Jakarta. Saat itu Presiden Soekarno beserta pejabat lainnya hadir pada acara tersebut.

Peristiwa naas itu adalah sebuah ledakan granat yang diarahkah kepada Presiden Soekarno, namun dia selamat dan akhirnya menewaskan orang yang hadir saat itu. Termasuk Budiono Kartohadiprojo dimana saat itunsedang bermain di wahana sekitar Perguruan Cikini Jakarta. Sehingga membuat geger seluruh orang yang  hadir.  Sehingga peristiwa ini masih tetap dikenang sampai saat ini sebagai peristiwa memilukan.

Peristiwa ini dikenang sebagai upaya pembunuhan Presiden Soekarno yang gagal, namun membunuh seorang pelajar adalah merupakan pembunuhan keji. Seharusnya tudak mengorbankan rakyat agar tidak memilukan semua orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun