Setiap tahunnya kita selalu memperingati Hari Lahir Pancasila pada 1 juni dan Hari Kesaktian Pancasila 1 oktober. Namun berkali kali itu hanya merupakan slogan saja jarang dijadikan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Lihat saja bagaimana otoriternya para pengusaha Kelapa Sawit dan kasus kelangkaan minyak goreng, otoriternya para pengusaha minyak dengan kelangkaan pertalite dan solar saat Hari Raya Idul Fitri yang baru lalu. Kesemuanya itu karena Pancasila bukan dijadikan sebagai dasar untuk berbangsa dan bernegara melainkan hanya sebagai slogan saja.
Kita semua hapal dengan 5 sila pada Pancasila mulai sekolah dasar dahulu namun nol dalam pengamalannya. Inilah yang menyebabkan rasa tidak percaya rakyat pada para pengusaha dan pemerintah karena merasa dibohongi.Â
Sikap seperti inilah yang harus dihilangkan dari dada pengusaha dan pemerintah. Kita jadikan Pancasila sebagai dasar berbangsa dan bernegara dengan mengamalkan setiap silanya dan butir butir yang ada. Karena kita melihat bagaimana para perumus Pancasila menyatukan kelima sila dengan pengamalan dalam kehidupan sehari hari.
Semoga dengan semangat patriot yang menjunjung tinggi nilai nilai dan butir butir Pancasila kita amalkan dalam kehidupan sehari hari. Sehingga tidak terjadi ketimpangan dikalangan masyarakat dan inilah yang menyebabkan rasa tidak percaya kepada para epngusaha dan pemerintah.Â
Kita jadikan perbaikan diri dengan peristiwa 30 september 1965, peristiwa 15 januari 1974, peristiwa 13-14 mei 1998 sebagai dasar untuk memajukan bangsa dan negara Republik Indonesia yang kita cintai. Marilah kita tanamkan dalam jiwa Pancasila sebagai dasar berbangsa dan bernegara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H