Khitan telah dikenal dan dilakukan oleh orang sejak dahulu dan berlanjut sampai Islam datang hingga sekarang. Berdasarkan catatan Clifford Geert (1960), Khitan di Jawa atau tepatnya di Mojokuto (yang sekarang dikenal sebagai Kota Pare Kediri) telah ada sebelum dimulainya penyebaran Islam pada abad ke-16. Â
Dikalangan utusan, orang yang pertama kali melakukan khitan menurut sejarah adalah Nabi Ibrahim as. Di lain sisi, tidak diketahui dengan jelas motif yang membuat orang dahulu melakukan khitan.
Apakah berdasarkan pemikiran rasional dan naluriah fitriah untuk membuang bagian lebih yang tidak bermanfaat. Ataukah karena jika tidak dipotong akan mengakibatkan penyakit, ataukah memang motifnya karena petunjuk agama yang dibawa oleh Rasul terdahulu. Namun yang terpenting bagi umat Islam adalah menjalankan kewajibannya.
Terlepas dari persoalan sejarah, tradisi khitan juga tentu mempersolkan finansial lebih-lebih pada masyarakat Jawa yang kental dengan tradisi slametan (Selamatan).Â
Namun, karena pandemi yang belum reda, tradisi slametan (baik khitan dsb.) menjadi lumpuh. Belum lagi soal bisaroh untuk mantri (atau dokter) khitan yang cukup mahal.Â
Oleh karena itu, atas dukungan dari Ust. Muhammad Hendri Firdaus (ketua ta'mir As-Saajidin), Remaja Masjid As-Saajidin Kebonsari Tumpang melangsungkan giat sosial Khitan masal. Kegiatan Khitan masal yang dilangsungkan pada 8 Agustus 2021 tersebut diikuti oleh 25 peserta yang berasal dari Malang Raya, khususnya masyarakat Kecamatan Tumpang. Protokol kesehatan yang ketat tetap diberlakukan  sebagai bentuk antisipasi persebaran Covid.
Tolak ukur dari kesederhanaan giat sosial tersebut bukan kemegahan dari kemasan acaranya, tetapi terletak pada "Sebermanfaat Apa Fungsi Suatu Masjid bagi Masyarakat selain sebagai Tempat Ibadah". Â
Seringkali kita abai dengan fungsi-fungsi masjid yang sebenarnya adalah sentral masyarakat muslim dalam berbagai hal (termasuk sosial ekonomi). Bahkan beberapa orang pun acuh dengan hal semacam ini.Â
Masjid sebagai sentral masyarakat pastinya memiliki pemasukan Jariyah maupun dana sosial yang dapat dikelola untuk memenuhi kebutuhan umat, termasuk dalam giat sosial). Dari permasalah itulah, Tak'mir dan Remas As-Saajidin berusaha untuk menunjukkan fungsi-fungsi Masjid pada masyarakat yang salah satunya adalah khitan masal.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H