Mohon tunggu...
Syamsu Andika
Syamsu Andika Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

saya mahasiswa ilmu komunikasi uin sunan kalijaga Yogyakarta angkatan 2011-2012 ...simple kan...?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebiasaan Buruk Orang Tua Murid, SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta

20 September 2012   09:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:10 5963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SD ini terletak di jalan bimokurdo sapen yogyakarta, dari bangunan saja, untuk ukuran SD, SD ini bisa dikatakan sebagai SD yang elite,apalagi pada siang hari disaat memasuki jam 13.00.WIB dan 16.00.WIB atau jam pulang sekolah murid dari SD tersebut, elite dari SD ini semakin kelihatan,  dengan lebar jalan yang di perkirakan hanya 3-4 Meter, para orang tua memiliki kebiasaan buruk yaitu menjemput anaknya dengan mobil yang mewah, jika hanya 1 atau 2 mobil saja, kejadian ini tidak akan jadi masalah, namun sayangnya kata yang tepat untuk menghitung jumlah mobil ini adalah rata-rata dari orang tua murid tersebut. Sehingga mengakibatkan macet yang begitu parah dan terutama mengganggu mahasiswa seperti saya,karena disaat berangkat kuliah yang diadakan pada jam siang,  dengan panasnya terik matahari yang menyengat dan menghasilkan keringat,jalan inipun menjadi terhambat  karena sifat buruk orang tua ini, siapa yang tak tahu ciri-ciri anak SD,wajah yang lucu,menggemaskan, dan yang terpenting bertubuh kecil, dimana tubuh kecil ini jika dinaikan ke atas motor, mampu menampung sekitar 3-5 anak, tetapi orang tua murid ini malah menjemput 1 murid dengan 1 mobil, dan yang terparah, macet ini terlihat seperti ajang kontes mobil mewah, karena menjemput 1 anak menggunakan 1 mobil yang mewah,  mereka mungkin berfikir, akan mendapat pujian dari masyarakat sekitar, namun mereka tidak tahu bahwa sebenarnya masyarakat sekitar sana, seperti saya dan mahasiswa lainnya mengutuk didalam hati.

Menurut sumber  terpercaya, seorang mahasiswi UIN sunan kalijaga yang dulunya pernah bersekolah di SD tersebut, bernama Niken Kusuma mengatakan, bahwa SD tersebut mempunyai alat transportasi sendiri, namun sayangnya kurang dimanfaatkan oleh sebagian orang tua murid SD ini, dimana mereka lebih memilih membawa mobil mewahnya dari pada memanfaatkan alat transportasi tersebut, ditambah lagi kebiasaan sebagian dari mereka lebih memilih parkir didepan SD (diarea jalan yang sempit)tersebut sambil menunggu anaknya dari pada parkir ditempat yang sudah disediakan, berikut adalah foto yang saya ambil melalui kamera hp ,dimana macetnya tidak begitu jelas, namun saya rasa kita bisa melihat berapa lebar dari jalan ini.

13481340171113846368
13481340171113846368

Itu adalah sebagian gambaran bagaimana suasana SD tersebut pada siang hari, jika ada salah satu dari orang tua murid SD Muhammadiyah sapen Yogyakarta membaca artikel ini, apalagi ia berperan dalam melakukan hal seperti ini, mungkin bisa saja ia menganggap bahwa artikel ini dibuat atas dasar iri, namun alasan yang sebenarnya bukanlah iri, melainkan sakit hati, sakit hati karena jalan dari SD yang berdeketan dengan kampus UIN SUNAN KALIJAGA ini jugalah  jalan yang biasa dilalui mahasiswa untuk menambah ilmu serta jalan yang dilalui orang-orang yg memakai kendaraan roda dua untuk kepentingan lainnya, tapi sangat di sayangkan, jalan ini selalu dipenuhi oleh ajang pameran mobil seperti ini setiap harinya dan terutama menjelang siang pada waktu murid ini pulang ke rumah, keinginan untuk mengantisipasi macet dijalan yang sempit ini bisa dikatakan hanyalah harapan mungkin suatu saat nanti ,entah kapan itu terjadi , orang tua murid ini memiliki kesadaran bahwa jalan yang dia lalui bukanlah jalan besar dan jalan inipun ialah milik bersama yang dilalui banyak orang,dan jika alasan mereka adalah demi keselamatan  tidak harus memakai mobil ataupun mobil mewah untuk menginginkan anak mereka selamat diperjalanan,  apalagi satu murid=satu mobil, cara lainpun masih ada dan cara itupun ada dipikiran mereka dan semoga mereka mau memakai cara tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun