Keterbatasan tenaga pengajar di beberapa pondok pesantren menjadi salah satu tantangan utama dalam memberikan pendidikan umum, khususnya bahasa Indonesia. Untuk itu, sekelompok mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia UMS Rappang hadir sebagai relawan untuk berbagi ilmu kepada para santri di Pondok Pesantren Ashabul Jannah, Tellang-tellang.
Kegiatan ini berawal dari ajakan salah satu mahasiswa UNISAN Sidrap yang mencari anggota relawan mengajar. Kami bergabung pada bulan Juli 2024. Kegiatan yang dimulai dengan pengajaran dasar membaca, menulis, dan berhitung (calistung) ini dirancang untuk membekali santri dengan pengetahuan umum sebagai tambahan dari pendidikan agama yang menjadi fokus utama pesantren. Meski sempat terhenti beberapa pekan terakhir akibat ujian akhir semester dan kesibukan organisasi kampus, para relawan tetap bersemangat untuk melanjutkan kegiatan ini.
Kegiatan ini didasari oleh kepedulian mahasiswa terhadap kebutuhan santri akan pendidikan umum. "Kami ingin santri memiliki bekal keterampilan dasar yang penting untuk kehidupan sehari-hari. Keterbatasan tenaga pengajar di pesantren memotivasi kami untuk terlibat langsung," ujar Samsinar, salah satu anggota relawan mengajar.
Selain sebagai bentuk kepedulian, kegiatan ini juga menjadi wadah bagi mahasiswa untuk belajar, mencari pengalaman, dan mendalami tantangan dalam dunia pendidikan.
Jadwal mengajar mahasiswa UMS Rappang dilakukan setiap pekan pada hari Rabu. Setelah beberapa bulan mengajarkan calistung, para relawan mulai memberikan materi lanjutan. Mereka memfokuskan pada Pelajaran Bahasa Indonesia seperti pengenalan dasar bahasa Indonesia, antara lain pengenalan huruf konsonan dan vokal, penggunaan huruf kapital dan huruf kecil, penggunaan tanda baca, dan lain-lain.
Dalam proses pembelajaran, anggota relawan sesekali memberikan pertanyaan terkait materi yang diajarkan untuk memastikan santri benar-benar memperhatikan. Selain itu, mereka juga diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami. Kemudian, di akhir pembelajaran, santri melakukan ice breaking untuk mencairkan suasana agar mereka lebih rileks melanjutkan kegiatan berikutnya.
Beberapa pekan terakhir, kegiatan ini sempat terhenti karena jadwal ujian dan aktivitas organisasi para relawan. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat mereka. "Kami akan kembali melanjutkan kegiatan ini setelah kesibukan kami selesai," ujar Alvia, salah satu anggota relawan.
Para santri dan pengelola pesantren sangat mengapresiasi kehadiran kami dalam memberikan pembelajaran tambahan. "Syukron Kakak-kakak mahasiswa UMS Rappang dan UNISAN Sidrap yang senantiasa meluangkan waktunya untuk datang memberi bimbingan kepada anak-anak soleh untuk belajar dan menulis," tulis pengurus pada salah satu postingan akun Facebook pesantren.
Para mahasiswa relawan berencana untuk memperkuat kegiatan ini dengan menambahkan materi yang lebih variatif dan relevan dengan kebutuhan santri. Para relawan juga terus mencari anggota tambahan dan mengembangkan kegiatan ini menjadi sebuah program resmi agar dapat bekerja sama dengan mitra-mitra terkait.
Untuk informasi lebih lanjut atau jika Anda tertarik untuk berkontribusi dalam kegiatan ini, silakan hubungi nomor telepon (085324162407) atau akun Instagram @ssam_023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H