Mohon tunggu...
Muhammad Nur Samsi
Muhammad Nur Samsi Mohon Tunggu... Musisi - Penulis/Musisi

Hallo, nama Saya Muhammad Nur Samsi, Saya adalah seorang penulis muda berasal dari Kota Depok. Saya Adalah mahasiswa di Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta. Sekarang, Saya berada di semester 5, selain menulis, Saya juga seorang Musisi, Producer, Desainer, dan Director.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Analisis Cerpen Sangat "WOW" yang Pernah Saya Baca

29 Desember 2021   18:52 Diperbarui: 19 Januari 2023   14:21 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Siang tadi, ada suara notif dari handphone saya berdering. Saya mengira itu adalah notif dari whatsapp saya, ketika saya lihat ternyata tidak, perkiraan saya salah ternyata itu adalah bunyi notif dari classroom, Tugas DDP #9. Sontak saya lihat tugas itu, saya bingung, kenapa? Karena di dalam tugas itu saya disuruh menanggapi cerpen yang berjudul “Pelajaran Mengarang” karya dari Seno Gumilar. Saya berpikir kenapa saya harus menanggapi cerpen itu. Ada apa di dalam cerpen itu sehingga dijadikan dalam sebuah tugas.

Saya penasaran dengan isi dari cerpen “Pelajaran Mengarang”, lalu ketika saya cari di internet agak lama juga karena lumayan susah tetapi pada akhirnya dapat juga cerpen itu. Saat saya baca dan ternyata, saya tahu kenapa cerpen ini dijadikan tugas. Pertama karena mendekati hari ibu. Kedua karena cerpen ini bermakna.

Cerpen ini mengisahkan seorang anak berumur sepuluh tahun, ia bernama Sandra, duduk dibangku sekolah dasar. Pada hari itu Bu Tati sedang mengajar pelajaran mengarang. Ia menawarkan tiga judul yang ia tulis di papan putih. Judul yang pertama “Keluarga Kami Yang Berbahagia”. Kedua “Liburan Ke Rumah Nenek”. Dan yang terakhir berjudul “Ibu”.

 Ketika saya membaca isi dari cerpen ini seseorang yang bernama Sandra adalah anak yang Broken home, ia kebingungan saat pelajaran mengarang tentang ketiga judul tersebut. Berbeda dengan teman lainya yang menulis apadanya, Sandra tidak bisa, ia hanya bisa menatap angin lewat jendela kelas. Ia benar-benar tidak bisa mengarang dari ketiga judul di atas. 

Kenapa Sandra tidak bisa mengarang? Karena ketika ia membayangkan judul yang pertama, Sandra hanya mendapatkan gambaran rumah yang berantakan. Dan ketika Sandra membayangkan judul yang kedua, dia membayangkan seseorang berwajah kerut dengan kata-kata kasar yang di-lontarkan-nya. Dan yang terakhir, Sandra hanya membayangkan seorang wanita ketika pulang dari luar mulutnya bau alkohol dan merokok. Saat dikumpulkan, lembaran kertas milik Sandra hanya bertuliskan IBUKU SEORANG PELACUR.

Banyak sekali pelajaran yang bisa saya ambil dari isi cerpen dengan judul “Pelajaran Mengarang” karya dari Seno Gumira Ajidarma. Mendekati hari ibu yang mana kita sebagai anak harus tetap sayang pada ibu. Meski ibunya Sandra seorang pelacur namun Sandra tetap baik dan lembut hati kepada ibunya. Ibu Sandra pun meski sering berkata kasar kepada anaknya namun seorang ibu tetap tidak ingin anaknya mengikuti jejak seperti ibunya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun