Mohon tunggu...
Samseeyah Samaedam
Samseeyah Samaedam Mohon Tunggu... -

saya belajar di UIN Malang jurusan Psikologi. saya dari Thailand

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Ketergantungan Zat

9 Desember 2014   09:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:43 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bentuk gangguan penggunaan yang lebih parah, terkait dengan ketergantungan fisiologis atau penggunaan zat secara Kompulsif. Ketergantungan zat didefinisikan sebagai pola penggunaan maladaptive yang menyebabkan kerusakan signifikan atau distress, sebagaimana ditunjukan oleh Karakteristik Diagnostik berikut ini :


  1. Toleransi pada zat (kebutuhan untuk meningkatkan dosis, berkurangnya efek secara drastis)
  2. Simtom-simtom putus zat
  3. Penggunaan dosis zat yang lebih besar atau untuk periode waktu yang lebih lama daripada yang diinginkan orang yang bersangkutan
  4. Keinginan yang terus ada untuk mengurangi atau mengendalikan penggunaan zat atau kurang berhasil saat mencoba melakukan self control.
  5. Menghabiskan banyak waktu untuk aktivitas memperoleh zat (misalnya mengunjungi dokter untuk mendapatkan resep atau terlibat dalam pencurian)
  6. Individu telah mengurangi atau menghindari aktivitas sosial, pekerjaan, atau rekreasional.
  7. Penggunaan zat tetap berlanjut meski terdapat bukti-bukti adanya masalah psikologis atau fisik yang diakibatkan obat tersebut.

  • vKetergantungan zat (substance dependence)

Bentuk gangguan penggunaan yang lebih parah, terkait dengan ketergantungan fisiologis atau penggunaan zat secara Kompulsif. Ketergantungan zat didefinisikan sebagai pola penggunaan maladaptive yang menyebabkan kerusakan signifikan atau distress, sebagaimana ditunjukan oleh Karakteristik Diagnostik berikut ini :


  1. Toleransi pada zat (kebutuhan untuk meningkatkan dosis, berkurangnya efek secara drastis)
  2. Simtom-simtom putus zat
  3. Penggunaan dosis zat yang lebih besar atau untuk periode waktu yang lebih lama daripada yang diinginkan orang yang bersangkutan
  4. Keinginan yang terus ada untuk mengurangi atau mengendalikan penggunaan zat atau kurang berhasil saat mencoba melakukan self control.
  5. Menghabiskan banyak waktu untuk aktivitas memperoleh zat (misalnya mengunjungi dokter untuk mendapatkan resep atau terlibat dalam pencurian)
  6. Individu telah mengurangi atau menghindari aktivitas sosial, pekerjaan, atau rekreasional.
  7. Penggunaan zat tetap berlanjut meski terdapat bukti-bukti adanya masalah psikologis atau fisik yang diakibatkan obat tersebut.


Orang yang mengalami ketergantungan zat, digambarkan melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Eksperimentasi. Pada tahap ini, orang yang menggunakan zat akan merasa nyaman, euforik, dan yakin bahwa mereka dapat berhenti kapan saja.
2. Penggunaan rutin. Pada tahap ini, orang yang tergantung zat akan memfokuskan diri pada bagaimana mendapatkan, dan menggunakan obat. Pada tahap ini, mereka akan mengabaikan nilai diri, keluarga, sekolah, atau pekerjaan.
3. Adiksi atau ketergantungan. Pada tahap ini, orang akan merasa tidak berdaya menolak

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun