Mahasiswa Tel-U Ubah Sampah Organik jadi Peluang dengan Teknologi IoT melalui Redooceit

Raditya Aydin, salah satu anggota tim, menjelaskan:

"Kami berusaha mendorong partisipasi masyarakat dengan sistem yang mudah diikuti, seperti pemberian reward sembako. Program ini berhasil meningkatkan kesadaran warga, khususnya ibu rumah tangga, untuk memilah sampah, yang sejalan dengan gerakan Bandung Bebas Bersih Sampah (BBBS)."

Kolaborasi dan Dukungan yang Kuat

Keberhasilan Redooceit tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, mulai dari Pemerintah Desa Lengkong, Dinas Lingkungan Hidup, hingga komunitas seperti TP3SR Bagja dan PUSPA. Dukungan ini mencerminkan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan solusi keberlanjutan.

Manfaat dari proyek ini dirasakan langsung oleh masyarakat. Selain lingkungan yang lebih bersih, sistem ekonomi sirkular yang diterapkan Redooceit juga membantu warung dan UMKM lokal mendapatkan pelanggan baru. Data survei menunjukkan bahwa 92% masyarakat menganggap proyek ini sangat bermanfaat, sementara 83% masyarakat menyatakan puas dengan sistem reward yang diberikan.

Redooceit: Solusi Nyata untuk Masa Depan Berkelanjutan

Redooceit adalah bukti nyata bahwa mahasiswa Tel-U mampu menghadirkan solusi inovatif untuk masalah sosial dan lingkungan. Proyek ini tidak hanya berfokus pada keberlanjutan, tetapi juga memberikan dampak positif di berbagai sektor, mulai dari lingkungan, ekonomi, hingga sosial.

Bagi yang ingin berkontribusi, Redooceit saat ini membuka kesempatan untuk menjadi volunteer. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan di akun Instagram @redooceit. Jangan lewatkan kesempatan emas ini untuk bergabung dan menjadi bagian dari perubahan positif!

Melalui Redooceit, mahasiswa Tel-U membuktikan bahwa kreativitas dan semangat kolaborasi dapat menghasilkan solusi yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan lingkungan. Mari bersama-sama mendukung upaya ini dan wujudkan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan!