Mohon tunggu...
Dr Karsam  Ak CA CPA CPMA
Dr Karsam Ak CA CPA CPMA Mohon Tunggu... Akuntan - Dosen

Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Money

Digitalisasi Pendidikan, Sebuah Kebutuhan atau Keniscayaan?

10 Juni 2019   05:27 Diperbarui: 10 Juni 2019   05:29 2167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Globalisasi dan perkembangan teknologi informasi memicu perubahan perilaku manusia yang bisa mempengaruhi berbagai bidang. Salah satu perkembangan yang luar biasa adalah pada perkembangan FinTech. FinTech sangat membantu kemajuan ekonomi tetapi juga menimbulkan berbagai permasalahan yang pelik, DSAK dan OJK harus berfikir lebih keras apakah sudah dibuat standar akuntansi seperti bisnis lain yang diatur dengan PSAK, karena bisnisnya sudah berjalan tetapi standarnya belum dibuat. Permasalahan berikutnya  apakah ada kepentingan pihak luar dengan adanya software handal (Big Data Analytics,mobile application, web application, artificial intelligence, robotic,), koneksi jaringan yang baik (broadband internet, 4G,bahkan China sudah mengembangkan 5G, Google Balloon), data center yang murah dan handal (co-location, managed service, clouds computing), identitas penduduk yang valid (e-KTP), dan teknik otentikasi yang handal (cryptography, digital signature, digital certificate, one time password, biometric verification), RFID technology. Bahkan munculnya The Industrial Revolution 4.0 yang sedang di galakan oleh Kementrian Perindustrian akibat adanya perkembangan teknologi yang tidak bisa dibendung.

 Globalisasi dan digitalisasi telah memicu sistem pendidikan nasional kita, di Perancis dengan Flexible Learning, Coursera, e-Learning. Munculnya integrasi antara pendidikan dengan teknologi dapat merevolusi proses kegiatan belajar mengajar. Kecanggihan dan security sebuah aplikasi akan menjadi pangkal dari digitalisasi pendidikan. Menengok ke masa lalu, kemajuan sebuah Universitas Terbuka (UT) menjadi suatu bukti nyata bahwa digitalisai pendidikan sangat penting, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) menggandeng UT  dalam penggunaan platform sistem e-learning dengan pengalaman dan sistem pembelajaran jarak jauh. Beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) juga melakukan studi banding ke UT untuk bisa mengikuti jejak UT yang pada masa lampau dipandang sebelah mata. Inovasi pada bidang pendidikan sangat terbantu dengan adannya perkembangan teknologi informasi untuk pencapaian kemajuan pada segala bidang. Universitas Gunadarma pernah meraih peringkat webometrik tertinggi mengalahkan ITB,UI,UGM,UNPAD serta PTN lain. Universitas Bina Nusantara tidak mau kalah dengan UT dan UG, berusaha mengembangkan digitalisasi pendidikan. Berbagai perguruan tinggi berlomba mengembangkan sistem informasi berbasis web, agar mudah diakses oleh mahasiswa dan calon mahasiswa tanpa terkendala batas ruang dan waktu.

Indonesia yang terdiri dari  banyak kepulauan sangat terbantu dengan adanya digitalisasi pendidikan, kemudahan-kemudahan yang diperoleh dari digitalisasi pendidikan akan bisa membantu proses pemerataan pendidikan di daerah-daerah terpencil, asal ada infrastruktur yang membantu terselenggaranya digitalisasi pendidikan. Banyaknya pelaku bisnis yang membangun platform bidang pendidikan, seperti Ruangguru,HarukaEdu,Sukawu,AsDos, 7Pagi,Squline,SemuaGuru,MejaKita,PesonaEdu,Kelase,KelasKita,Zenius,Quiper,Quintal,BulletinBoard,CodeSaya,HomeworkHero,SekolahCoding, menambah bukti bahwa digitalisasi pendidikan di Indonesia sangat memungkinkan untuk dikembangkan lebih luas, lebih canggih, dan lebih peduli untuk kemajuan umat manusia.

Menristek Dikti mengatakan bahwa Presiden Jokowi telah memberikan fokus kepada Perguruan Tinggi tentang apa yang harus dikembangkan untuk pendidikan tinggi kedepan dalam mengantisipasi perubahan teknologi dan informasi yang begitu pesat dan sudah berjalan sekarang ini. Para pengelola perguruan tinggi harus mulai memikirkan bagaimana bisa bertahan pada era digitalisasi di zaman milenial ini. Mahasiswa tidak perlu dicekokin dengan materi tatap muka, karena saat ini mahasiswa sudah bisa mencari materi perkuliahan dengan mudah dan cepat. Para pengajar dan pendidik harus mencari cara agar bisa bertahan pada profesinya sebagai tenaga pengajar dan pendidik yang suatu saat akan tergantikan oleh search engine yang bisa menyajikan materi pembelajaran dan tutorialnya yang tersedia oleh adanya big data dan cloud computing. Perilaku mahasiswa zaman Now sudah berbeda jauh 180 dengan perilaku mahasiswa zaman old, mereka lebih senang menggunakan gadgetnya daripada membawa buku yang tebal dan berat. Mahasiswa lebih tertantang jika Dosen memberikan case-case yang harus dicari jawabannya melalui akses ke big data dan cloud computing. Pengelola Perguruan Tinggi harus mempersiapkan tenaga pengajar dan pendidiknya untuk bisa mengikuti digitalisasi pendidikan dan keinginan pasar saat ini yaitu para mahasiswa zaman now agar tidak ditinggalkan oleh calon raja-raja teknologi yang akan menjadi para pemimpin negeri ini, yang akan membawa perubahan negeri ini ke arah peradaban baru yaitu peradaban era digitalisasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun