Mohon tunggu...
Samrin Khan
Samrin Khan Mohon Tunggu... -

sekadar menjadi manusia pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara Kekalahan MU dan Nasib ‘Si Merah’ di Pilgub Jateng

2 April 2013   17:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:51 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Musim ini secara mengejutkan,2 kali Manchester united tumbang di dua kompetisi yang berbeda. Pertama, MU gagal melaju ke perempat  final liga champions setelah pada second leg dipecundangi Madrid dikandangnya sendiri dengan skor 1-2. Kedua, kegagalan MU melaju ke semifinal piala FA setelah ditaklukan 0-1 dari Chelsea.

Dua (2) kekalahan itu sungguh sangat mengejutkan. Pasalnya penampilan MU dimusim ini sebenarnya sangat impresif. Di kompetisi domestic MU secara konsisten hingga pekan ini masih menduduki puncak klasmen premier league. Berselisih 9 poin dengan peringkat kedua klasmen yang diduduki Manchester City. Kini MU hanya tinggal berharap  trofi dari menjuarai premier league.

Menarik memang mencermati prestasi MU dimusim ini, yang sebentar lagi akan berakhir. Jika ditarik ke ranah politik , khususnya menjelang Pilgub Jateng 2013 ada kesamaan antara MU dengan Nasib salah satu kontestan pengusung Cagub yakni PDIP.

Jawa tengah, jika mengacu hasil pemilu dari periode ke periode ibarat old traffodnya PDIP. Dari tahun ke tahun suara si Merah begitu mendominasi. Sulit rasanya menaklukan si Merah di Jawa Tengah yang sudah ‘kadung’ seperti kandangnya sendiri.

Berdasarkan hasil verifikasi, KPU telah menetapkan 3 cagub di pilkada Jateng 2013 nanti. Mereka adalah pasangan Ganjar Pranowo-Heru sudjatmoko (Garuda Mas), Bibit waluyo-Sudijono Sastroatmodjo (BISA), dan  Hadi Prabowo-Don Murdono (HP-DON).

Berkaca dari panggung sepakbola seharusnya si Merah pun  waspada di panggung politik menuju Pilgub Jateng ini. Apabila tidak ingin menelan hasil serupa seperti yang dialami MU. Karena secara kondisi antara MU dan PDIP nyaris sama persis.

Kekalahan MU dari Madrid di kandang sendiri tidak lepas dari factor dikartu merahkannya Luis Nani. Padahal Nani merupakan salah satu pemain kunci. Andai pada pertandingan itu Nani tetap bermain , tentu hasil akhirnya akan berbeda.

Ini sama halnya dengan kebijakan PDIP yang meng’kartu merah’kan Rustriningsih dan lebih memilih duet Ganjar-Heru. Padahal  Rustiningsih dianggap sosok yang lebih popular dan mempunyai kedekatan dengan para ‘Fans’ si merah. Desas desus perpecahan si Merah akibat kasus ini pun sering kita baca di media.

Menurunnya prestasi MU dalam beberapa tahun terakhir juga tidak lepas dari adanya pemain berlabel bintang yang memilih  hijrah ke klub lain. Tengok saja, Cristiano Ronaldo yang pindah ke Real Madrid. Bagaimanapun, kebintangan Ronaldo secara nyata telah berkontribusi pada sukses MU dengan mempersembahkan gelar juara, dari trofi  Premier league hingga liga Champions.  Ingat, dua gol yang disarangkan Madrid di kandang MU salah satunya justeru dari kaki Ronaldo.

Kekhawatiran menurunnya perolehan suara si Merah di Pilgub Jateng juga tidak lepas dari adanya kader PDIP yang ‘berganti’ kostum di Pilgub jateng ini. Bayangkan saja, dua (2 ) Cagub rival si merah sejatinya merupakan mantan ‘Pemainnya’ sendiri yang cukup di segani. Cagub Bibit Waluyo yang notabene incumbent kini justeru di usung dari koalisi the blues yakni Demokrat, PAN plus Golkar. Sedangkan cagub HP-DON di usung dari koalisi kuda hitam yakni PKS, Gerindra, PPP, PKB, HANURA dan PKNU. Akibat dari ‘transfer pemain’ ini, tentu akan berpengaruh pada soliditas dan loyalitas konstituen PDIP yang bermuara pada perilaku pemilih kedepannya.

Terlepas dari siapa pun pemenang Pilgub Jateng nanti, Satu hal yang patut ditunggu adalah hasil perolehan suara si Merah. Karena hasil itu akan bisa menjawab hipotesa perilaku pemilih yakni  konstituen PDIP. Sebagai ‘Fans’ apakah mereka lebih memilih loyal terhadap ‘klub’ atau ‘pemain’?

Tulisan ini hanya bentuk ‘sepakbolisasi’ politik, karena kita sudah terlalu bosan dengan politisasi sepakbola

Penulis adalah penonton, komentator dan pemain sepakbola bukan profesional

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun