Oleh: Sam Persiana
Hidup memang tak lepas dari masalah. Setiap hari kita disuguhi masalah. Bangun tidur dapat masalah, disekolah, dikampus, ditempat kerja kita tak bisa lepas dari masalah. Di rumah juga masalah tak henti-henti mendera kita. Ya, itulah hidup. Bukan hidup namanya kalau kita tidak mau bertemu dengan masalah. Hidup itu adalah masalah. Tapi tiap orang tidak ingin memiliki banyak masalah. Atau dengan kata lain kita tidak mau mencari masalah.
Begitu juga dengan saya. Sebagai seorang mahasiswa penggila sepeda, saya tidak mau mencari-cari masalah. Tapi sekarang saya harus mencari masalah. Ya, sebagai seorang mahasiswa bahasa Inggris semester enam, saya disuruh dosen mata kuliah Research on ELT untuk mencari sebuah masalah yang hendak dijadikan topic untuk penelitian skripsi sebagai tugas akhir dan syarat untuk memperoleh gelar sarjana.
Mahasiswa adalah kaum terpelajar sekaligus dipercaya sebagai pemegang tongkat estapet berikutnya dalam menjaga bumi pertiwi, negara, menyejahterakan khalayak dan diharapkan bisa menuntun orang-orang menuju sebuah perubahan di segala bidang ke arah yang lebih baik.
Dalam hal ini mahasiswa memiliki kewajiban untuk belajar dengan sungguh-sungguh, mengabdi kepada almamater dan NKRI. Salah satu bentuk kewajiban masyarakat terpelajar terutama saya sebagai seorang mahasiswa adalah mengadakan penelitian yang bertujuan untuk melahirkan sebuah pengetahuan baru yang diharapkan bisa berguna khususnya bagi pribadi umumnya bagi masyarakat dalam hal biddang yang digelutinya.
Skripsi merupakan salah satu penelitian yang harus dilakukan oleh mahasiswa sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana. Sebagai seorang mahasiswa pendidikan B.Inggris saya harus melakukan penelitian di bidang yang saya geluti yang menyinggung masalah pendidikan.
Jujur saya masih remang-remang tentang masalah penelitian atau membuat skripsi karena baru dua bulan saya nyebur ke dunia penelitian. Sekarang dosen yang bersangkutan mulai menyarankan untuk belanja buku yang banyak. Sekurang-kurangnya mahasiswa harus memiliki lima belas buku dalam satu bidang mata kuliah. Bak suara halilintar, saya dan teman-teman kaget karena belum pernah kami disuruh membaca buku sebanyak itu.
Sejatinya Seorang mahasiswa adalah kutu buku. Kita dituntut untuk bergelut dengan buku kapanpun, dimanapun kita berada. Sedikitnya seribu kata dalam sehari wajib dibaca oleh mahasiswa. Berat memang. Tapi kalau terbiasa pekerjaan itu serasa ringan dan nyaman-nyaman saja. Ada sebuah Pepatah “alah bisa karena terbiasa”. Jika kita bersungguh-sungguh pasti bisa.ya, pasti.
Minggu lalu saya ditugasi untuk mencari masalah dan mengajukan judul untuk membuat proposal penelitian. Saya danteman-teman mulai sibuk mikir-mikir masalah dan judul yang akan dijadikan penelitian.
Dari sana timbullah niat untuk belajar lebih tekun. Mulai saat ini saya mahasiswa bahasa Inggris semester enam harus belajar giat, kerja keras tiap hari, jangan ngeluh, jangan malas. Seperti sebuah novel, atau film sekarang saya sedang mengalami rising action yang klimaks nya entah kapan. Pokoknya masalahnya sangat banyak mulai dari memerangi diri sendiri, bagaimana mengatur keuangan karena banyak pengeluaran, bagaimana membagi waktu.Ya kalau di film ada istilah konflik yaitu pertentangan antara tokoh, karakter dengan karakter lain atau bisa juga dengan alam, binatang dan diri sendiri. Di film kehidupan ini, saya sebagai tokoh utama memiliki konflik yaitu berperang melawan diri sendiri. Di sini saya berkelahi dengan nafsu, emosi, dan kemalasan yang tak jarang menggilas saya setiap harinya.
Bagaimanapun juga saya mesti optimis. Ya, hidup itu harus optimis. Mudah-mudahan saya segera menemukan masalah dan judul yang sreg dengan minat saya dan membuat proposal serta menyusun skripsi. Yamudah-mudahan semuanya bisa berjalan lancar. Amin.
If there is a will, there is away.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H