Tentang Hotel Tua Legendaris itu ...Â
(Bagian 1)
Oleh : Sampe Purba
Sudah lama saya memendam keinginan untuk dapat menginap di hotel ini. Tidak kurang dari dua kali rekan di  Sekretariat Kantor mengkonfirmasi apa benar dan serius saya mau menginap di sana. Dan saya iyakan. Mungkin, karena rekan itu memiliki taste milenial, dan menganggap bahwa hotel-hotel konvensional bernama dan kekinian lebih diminati orang. Tetapi saya kan PURBA, yang bermakna ancient, klasik, ortodoks dan Timur (dalam bahasa India).
Hotel Oranye -- dibangun di tahun 1910 -- oleh Sarkies bersaudara, keluarga pebisnis Armenia - Â Iran. Keluarga ini juga memiliki jaringan hotel lain seperti hotel Strand di Birma (Myanmar) dan hotel Raffles di Singapore.Â
Pada zamannya, menginap di hotel ini memberi aroma prestisius tersendiri. Miriplah misalnya seperti anda menginap di jaringan hotel Burj Khalifah di Dubai, The Trump di New York, Ritz-Carlton atau The Langham di Jakarta. Dijamin akan langsung muncul di status IG atau medsos lainnya.
Pemerintah pendudukan Dai Nippon pada tahun 1942 mengambil alih hotel ini dan merubah namanya menjadi Hotel Yamato. Dijadikan sebagai markas besar Militer di Jawa Timur. Para tawanan Pemerintah Kolonial Belanda sebagian juga ditahan dan diinapkan di markas besar ini.
Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, untuk menggelorakan semangat patriotisme -- Bung Karno mengeluarkan dua maklumat penting, yaitu pengibaran bendera Merah Putih dan pengucapan pekik salam nasional MERDEKA di seluruh penjuru tanah air.Â
Para Pemuda pejuang pergerakan dengan semangat mengibarkan bendera merah putih di bangunan-bangunan perkantoran, Sekolah, Rumah Sakit dan lain-lain. Bahkan termasuk di sebagian markas Kempetai, pasukan Polisi Militer Jepang yang bengis itu.
Sambil menunggu kedatangan Sekutu untuk  mengembalikan tentara pendudukan Jepang yang telah menyerah kalah, para interniran Indo-Belanda dan Jepang membentuk komite kontak sosial yang didukung Jepang dan Palang Merah Internasional. Beberapa bangunan dan gudang mesiu mereka ambil alih.  Hotel Yamato termasuk di dalamnya.
Pada tanggal 18 September 1945, opsir-opsir Sekutu dan Belanda dari AFNEI (Allied Forces Netherland East Indies) bersama-sama dengan rombongan Palang Merah Internasional dari Jakarta datang di Surabaya.Â