Bang S : Pake pembangkit genset ? Ngambil solar dari mana ? Kan bisa bisa malah dianggap menghamburkan devisa lagi.
Jum   : Bukan Bang. Menggunakan kearifan lokal. Kita kan punya matahari. Energi Baru Terbarukan. Energi dari matahari ditangkap oleh panel surya, diubah menjadi energi listrik kemudian disimpan di dalam baterai. Energi listrik ini kemudian digunakan untuk menyalakan lampu. Bisa koneksi untuk mengecas telpon genggam lagi. Tiga empat jam sinar matahari, cukup untuk menerangi semalaman.
Bang S : Apa engga ribet masangnya ? Ntar kalo bohlamnya mati, menggantinya bagaimana ?
Jum    : Paketnya komplit Bang. Ada panel surya, rol kabel listrik, 4 buah lampu hemat energi, terminal dan kabel charger telepon genggam. Bekerja sama dengan perangkat desa dan karang taruna, panel surya diletakkan di atas atap rumah, atau dipasangi tiang. Seperti antena tipi itu lho. Kalau dirawat dengan baik selama 3 tahun dijamin tidak rusak. Tapi kalaupun ada kerusakan, Pemerintah melalui mitra penyedia paket menyediakan suku cadang pengganti.
Bang S : Trus setelah itu bagaimana ?Â
Jum  : Berikan kesempatan kepada Pemerintah untuk menunaikan dan melanjutkan tahapan prioritasnya.  Ke tahun tahun depan, listrik tidak hanya sekedar untuk penerangan, tetapi harus dapat menjadi penggerak ekonomi pedesaan. Sekarang, dengan memberi penerangan, anak anak akan dapat belajar dengan lebih baik. Kemarin itu, Presiden Jokowi bilang, saat ini diprioritaskan ke pembangunan infrastruktur. Nanti akan masuk ke tahapan penguatan sumber daya manusia.Â
Ya seperti anak anak yang bersekolah itu. Mereka akan mendapatkan pendidikan, informasi lengkap melalui jaringan internet dan pendidikan moral akhlak yang baik, dengan siaran siaran tivi dan radio yang menyejukkan. Percayalah Bang, Pak Dhe ini sangat cinta Nusantara.Â
Nawacita adalah visi misi Presiden Jokowi - JK. Pemerataan, dari Sabang sampai Merauke, Miangas hingga Rote. Itulah Nusantara. Sumpah Palapa abad milenial. Mensejahterakan Nusantara. Kita harus menebarkan optimisme.
Bang S : Benar juga kamu Jum. Pak Dhe kita ini pasti dan mestinya dibantu oleh orang orang tulus berhikmat untuk Nusantara
Jum : Iya Bang. Kemarin dalam pesan natal Nasional di Medan, Pak Jokowi bilang "Berbahagialah kita semua yang mendapat hikmat, karena keuntungannya melebihi dari emas dan permata". Itu pesan simbolik yang dalam. Futuristik, tidak sekedar mengejar tujuan jangka pendek.Â
Emas dan permata itu kan abadi. Berharga. Â Pesan itu untuk kita semua. Merekat warga Nusantara yang beragam berbhinneka ini. Jangan korbankan persaudaraan Nusantaramu hanya demi tujuan atau ambisi jangka pendek semata.