Mohon tunggu...
sampe purba
sampe purba Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Insan NKRI

Insan NKRI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ternate - Tidore, Jejak-jejak "Games of Thrones"

14 November 2018   19:25 Diperbarui: 14 November 2018   19:53 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ternate -- Tidore : Romantika dialektika games of the thrones

Oleh : Sampe L. Purba

Mengunjungi kota Ternate yang legendaris, yang pernah menjadi medan perebutan hegemoni perdagangan rempah-rempah antara Portugis -- Spanyol - Belanda di abad kelima belas - enambelas, merupakan suatu privelese tersendiri. Kedua pulau  ini sangat berdekatan. Ditempuh 10  menit dengan speedboat. Sekeliling pulau aspal mulus, dan masing masing dapat dikitari kurang dari setengah hari.

Kesultanan Ternate termasuk kerajaan tertua di Indonesia. Kesultanan Ternate pernah menjalin aliansi strategis dengan  kerajaan Demak di Jawa, dan Kerajaan Aceh Sumatera menghadapi musuh bersama, yaitu Portugis. Ternate dan Tidore hanya pulau kecil. 

Namun pengaruhnya luar biasa. Ternate menguasai jalur laut ke arah Barat  dan Utara hingga ke Mindanao (Filipina Selatan), sementara Tidore mengembangkan pengaruhnya ke Timur ke arah Halmahera hingga ke pesisir Papua. Kedua kerajaan bersaing ketat, namun  ada hubungan kekerabatan dan kahwin mahwin.

Portugal telah membuka pos dagang di Ternate tahun 1512. Keinginannya untuk mendominasi jalur perdagangan terbuka, ketika Sultan Bayanullah meninggal tahun 1522, sementara anak-anaknya masih kecil. Permaisurinya yang menjanda - putri Tidore, menginginkan anaknya yang jadi raja, sedangkan adik Sultan (Pangeran Tarruwese) lebih menghendaki dirinya yang jadi Sultan. Ribut dech (See Wikipedia). 

Sang Janda Sultan dibantu Kesultanan Tidore, sementara Sang Pangeran meminta bantuan Portugal. Dapat ditebak. Sang Pangeran wins the throne, Portugal merajalela. Menyadari kesultanan Ternate yang sudah bersekutu dengan Portugal, Kesultanan Tidore membuka pintu kepada Spanyol. Inilah games of the thrones abad ke 15 yang melibatkan superpower asing.  

Seperti diketahui pada awal abad ke lima belas pelopor penjelajah lautan di dunia adalah Portugis, dan Spanyol. Ada Columbus, Vasco da gama, Magelhaens dan lain-lain. Di bawah perjanjian Tordesillas, batas demarkasi kekuasaan wilayah lautan dibagi oleh Portugis dan Spanyol. Belakangan seabad kemudian menyusul Belanda dan Inggeris. Semua demi mencari jalur rempah-rempah. Portugis angkat kaki dari Ternate sekitar tahun 1570, sebagian karena perlawanan rakyat setempat dan juga perubahan konstelasi Superpower di Eropa -- yang dengan perjanjian  mengharuskan Portugis menyerahkan wilayah dagangnya ke Spanyol.

Spanyol yang telah berkuasa di Filipina, tergiur dengan rempah-rempah Maluku. Pasukan Ternate yang terdesak meminta bantuan Belanda. Pucuk dicinta ulam di tiba. Belanda yang sejak lama bersaing dengan Spanyol menemukan momentumnya. Uluran tangan segera diberi. Spanyol terdepak. Imbalannya mahal. 26 Juni 1607 Sultan Ternate menandatangani kontrak monopoli VOC berdagang rempah rempah. Benteng asing pertama di Nusantara didirikan, yaitu Benteng Oranje. Saya beruntung dapat berfoto di depan Benteng, yang saat ini difungsikan sebagai salah satu ikon tujuan wisata.

Sebagai Kota dengan peradaban tua, Ternate saat ini menunjukkan kelasnya. Kotanya bersih dan asri. Nyaman. Konon, bahkan banyak Pembesar Pulau Tidore maupun pejabat Provinsi lebih memilih keseharian di kota ini. Para pegawai kantor Pemerintahan Provinsi Maluku Utara pun lebih banyak bermukim di kota ini. Karena 70% wilayah Provinsi adalah laut, maka kapal pun berfungsi sebagai Kendaraan Dinas. Halmahera 1 untuk Gubernur, Halmahera 2 untuk Wakil, dan Halmahera 3 untuk Sekretaris Daerah.

Di Ternate   ada makam  Sultan Badaruddin II dari Palembang, yang dibuang Belanda pasca kekalahan sang Sultan dalam pertempuran Sungai Musi yang heroik pada tahun 1821, melawan intrik Belanda Inggeris yang tertarik dengan Pulau Bangka penghasil timah. Ikon kota lainnya di Ternate adalah Mesjid Raya Terapung, dan pohon cengkeh tertua di kaki gunung Gamalama. Di pelabuhan Ternate tampak bersandar kapal TOL LAUT, penghubung logistik Nusantara untuk daerah 3 T -- salah satu wujud program nawacita Presiden Jokowi. Termasuk memastikan ketersediaan BBM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun