Contoh paling anyar adalah hasil survei yang dirilis Indikator Politik Indonesia (IPI) pada Oktober 2020 menempatkan Ganjar Pranowo di peringkat pertama. Mantan anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan tersebut meraih angka 18,7 persen.Â
Kemudian disusul Prabowo Subianto di urutan kedua dengan 16,8 persen dan Anies Baswedan dengan 14,4 persen.Â
Sejatinya dengan hasil ini menjadikan Ganjar salah seorang kandidat potensial. Politisi PDI Perjuangan tersebut bisa saja keluar sebagai kampiun bila Pilpres dilaksanakan dalam waktu dekat.Â
Hanya saja, merujuk para wacana politik yang mencuat dalam beberapa waktu terakhir, tingginya elektabilitas Ganjar Pranowo belum mampu membuat Ketum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri meliriknya. Presiden RI ke-5 ini sepertinya masih menyimpan asa terhadap putri sulungnya, Puan Maharani yang maju Pilpres 2024.Â
PDI-P PusingÂ
Kendati sejak awal nama Puan Maharani digadang-gadang menjadi delegasi PDI-P untuk maju Pilpres 2024, dengan terus merangkak naiknya elektabilitas Ganjar Pranowo kemungkinan besar membuat partai "Banteng" pusing. Sebab, Seperti diketahui, sejumlah pihak menyebut PDIP akan menduetkan Prabowo-Puan Maharani di Pilpres 2024.Â
Aroma koalisi ini sudah terendus dengan masuknya Prabowo Subianto dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju (KIM). Ditambah lagi dengan banyaknya bangunan koalisi PDIP-Gerindra di Pilkada Serentak 2020.Â
Dikutip dari Sindonews.com, Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra) Fadhli Harahab, menyebut bila Prabowo-Puan dipaksakan untuk maju Pilpres akan merugikan koalisi. Karena, sejauh ini elektabilitas Ketua DPR RI tersebut masih sangat rendah. Di sisi lain ada kader partai dengan elektabilitas jauh lebih tinggi dalam diri Ganjar Pranowo.Â
Namun, masih dikatakan Fadhli, jika Ganjar tidak dipilih, akan ada konsekuensinya. Ganjar bisa berpaling dari PDIP dan menjadi lawan koalisi PDIP.Â
"Kemungkinan kalau Ganjar tidak diduetkan, ya dia bisa keluar dari PDIP. Itu hitung-hitungan kalau elektabilitasnya tetap bagus. Karena sudah pasti dengan elektabilitas itu akan ada koalisi lain yang berminat," terangnya.Â
Lagi pula, lanjut Fadhli, Ganjar telah berada di masa akhir masa jabatan karena sudah dua periode menjabat Gubernur Jawa Tengah. Sebagai politisi keniscayaan bagi Ganjar ingin mengembangka  karir politiknya.Â