"Ha .. ha ..ha .. kamu ini bodoh ternyata. Aku yang telah kirim pesan WhatsApp padamu. Pake nomer pacarku."
"Terus, maksudnya apa?" Andika penasaran.
"Aku hanya ingin tahu, kaya apa laki-laki yang mau merebut pacarku itu. Ternyata hanya seorang pemuda ngak berguna seperti ini," terang Ridwan.
Andika sadar dirinya sudah dijebak. Maka dia putuskan untuk meninggalkan tempat itu. Namun tanpa diduga, Ridwan langsung memukul perut Andika.
Andika tersungkur. Dia langsung berdiri lagi, dan kemudian menyerang balas Ridwan. Namun, tiba-tiba sekelompok orang menghalanginya.Â
Mereka ternyata tukang pukulnya Ridwan yang diam-diam diajaknya untuk mengeroyok Andika.
Karena lawannya tak seimbang, Andika akhirnya menjadi bulan-bulanan bogem mentah Ridwan dan anak buahnya hingga tubuhnya babak belur. Namun, itu tak membuat Ridwan puas.
Sejak awal rupanya Ridwan berniat menghabisi nyawa Andika. Dia mengambil sebilah pisau dari balik pinggangnya dan langsung menghujamkannya ke arah perut Andika yang telah tak berdaya.
Andika kembali tersungkur. Darah segar keluar dari perut dan mulutnya. Tak lama, pemuda yang sedang dikobar api asmara itu dijemput ajal.
Andika tewas dengan meninggalkan sejuta rasa rindu dan cinta terhadap kekasihnya, Lisa.
Asmara Andika harus berakhir dengan lumuran darah.