Waktu terus berlalu. Tak terasa Andika telah hampir satu jam menunggu. Lisa tetap saja tak muncul. Gelisah mulai menyelimuti Andika. Was-was, cemas dan rindu bercampur aduk dalam lubuk hatinya.
"Duh, Lisa kemana, ya? Apa mungkin dia membohongiku," gumam Andika.
"Tidak ... tidak mungkin dia berbohong."
Pikiran Andika berkecamuk. Hatinya makin cemas. Dua jam lebih menunggu, Lisa tak kunjung datang.
Pemuda itu coba mengirim pesan WhatsApp. Namun, lagi-lagi handpone Lisa tidak aktip.
"Kalau begini caranya, mending aku pulang saja" pikirnya.
Namun, baru saja kakinya hendak dilangkahkan, tiba-tiba seseorang memanggilnya.
"Andika!".
Andika kontan menoleh ke arah datangnya suara. Ternyata bukan Lisa, tapi seorang pria tinggi besar. "Maaf, anda siapa?"
Pria tinggi besar menjawab ketus. "Aku, Ridwan. Calon suaminya Lisa!".
Mendengar pengakuan si pria, Andika langsung lemas campur cemburu. Namun, dia tetap menguatkan hatinya agar jangan sampai terpancing emosi. "Darimana kau tahu akau ada di sini?".