TONO belum lama ini ditolak seorang wanoja geulis (gadis cantik). Risma. Penolakan itu membuatnya patah hati dan kehilangan gairah hidup. Tiap hari kerjanya hanya duduk berdiam diri di pelataran rumah. Pandangan matanya selalu kosong dan nanar.
"Hei, Bro. Melamun saja," Tiba-tiba Ridwan datang mengagetkan teman karibnya sejak masih bocah itu.
Tono terhenyak. "Eh, kamu. Ngagetin aku saja."
"Lagian, dari tadi aku lihat melamun saja. Kenapa emangnya?"
Tono tak banyak bicara. Raut wajahnya tampak tak bergairah. Dia kembali melamun.
Ridwan penasaran, lalu menepuk pundak sahabatnya."Malah melamun. Ayo jawab, kenapa?".
Dua kali dikagetkan, sejenak Tono menoleh ke arah sahabatnya. Dan, mempersilahkan duduk.
Dengan suara berat, Tono mengaku, setelah ditolak mentah-mentah, pikirannya tak bisa lepas dari Risma. Semakin dipikirkan, semakin sakit pula hatinya.
Mendengar pengakuan sahabatnya, Ridwan malah meledek. "Halaaah, masalah perempuan rupanya. Gampang, cari saja yang baru!".
"Enak saja ngomong. Aku sudah terlanjur mencintainya. Jujur, aku tak bisa lagi ke lain hati," ungkap Tono.
Ridwan tampak tak percaya. "Waduh. Beneran?".